Hakim federal California telah menolak sebuah gugatan class action yang diajukan sekelompok remaja kepada Facebook dimana situs media sosial raksasa itu dituduh menyalahgunakan nama dan foto-foto para remaja tersebut.
Penggugat menyatakan bahwa penggunaan nama-nama dan foto-foto para remaja oleh Facebook untuk tujuan iklan telah melanggar hak privasi pengguna.
Baca: Syarat Mendapatkan Izin Kerja di Amerika Serikat
Facebook dalam tanggapannya menyampaikan bahwa Facebook hanya menggunakan informasi yang tersedia secara bebas antar sesama teman pengguna Facebook. Informasi (bebas) tersebut seperti misalnya nama dan foto pengguna Facebook dapat dipergunakan bersama materi iklan yang berkaitan, dan materi iklan itu hanya dapat dilihat oleh teman-teman pemilik akun Facebook tersebut.
Hakim wilayah Amerika Serikat, Richard Seeborg, sependapat dengan Facebook, menyampaikan bahwa para remaja yang mendaftarkan diri untuk mendapatkan akun Facebook otomatis memberikan ijin atas penggunaan nama dan foto mereka dibawah aturan “statement of rights and responsibilities” dimana hal ini sudah menjadi aturan lazim di jaringan sosial internet.
Hakim Seeborg juga tidak sependapat atas opini bahwa pernyataan “rights and responsibilities” Facebook tersebut tidak dapat diterapkan kepada mereka yang berada di bawah umur (para remaja) di wilayah California. Ditambahkan, penggugat tidak dapat memberikan fakta atau teori hukum dimana mereka diberi hak untuk menyangkal kebijakan Facebook.
Penasihat umum Facebook, Sandeep Solanki, menyampaikan tanggapan bahwa pihaknya senang atas pernyataan pengadilan yang mendukung aturan Facebook untuk diterapkan ke seluruh pengguna sekaligus memberikan persetujuan atas publikasi nama dan foto pengguna bersama materi iklan.
Baca: Perubahan Perpres Pengadaan Barang Jasa
Kasus serupa pernah muncul tahun 2011 dimana sekelompok pihak menuduh situs tersebut menerbitkan “cerita sponsor” yang menggunakan sebuah firma di California dengan menunjukkan jumlah “likes” sebuah merk tanpa ada kompensasi finansial. “Cerita sponsor” merupakan sebuah iklan yang muncul di berita “feed” pengguna yang menunjukkan bahwa sebuah produk telah digunakan seorang teman (di Facebook) melalui publikasi jumlah “likes”.
Meskipun Facebook telah menyelesaikan masalah dengan pihak penggugat dengan kompensasi puluhan juta dollar, komisi pembela hak anak, komunitas privasi digital dan para orang tua meminta pengadilan federal menolak kesepakatan penyelesaian semacam itu.
Baca: Kasus Oknum Dosen Meminta Uang ke Siswa
Permintaan masyarakat muncul meskipun Hakim Seeborg memerintahkan Facebook di awal tahun 2014 untuk memberikan pengguna kontrol lebih besar terhadap tampilan konten yang dibagikan begitu juga memberikan definisi “anak-anak” yang baru dalam konteks target iklan.
Baca: Contoh Kasus Suap Menimpa DPRD
Direktur Hukum Center for Digital Democracy, Hudson Kingston mengatakan pada bulan lalu bahwa remaja tidak dipersiapkan untuk mengantisipasi akibat penerapan iklan Facebook yang menggunakan nama dan foto mereka. Jika penyelesaian ganti rugi finansial tetap dipergunakan, dikhawatirkan remaja akan kehilangan privasi mereka dan merusak reputasi mereka sampai usia dewasa. Riset menunjukkan bahwa remaja belum siap dengan ekslpoitasi semacam ini, dan ijin orang tua atas materi iklan merupakan bentuk perlindungan yang penting.
Nasib Facebook ke depan?
Bagaimanapun memang popularitas Facebook tetap teratas di kalangan media sosial. Sebagai sebuah entitas besar tentu Facebook perlu lebih berhati-hati dalam mengembangkan tekonologinya apalagi itu berkaitan langsung dengan privasi seseorang.
Baca: Pertanyaan Interview Visa Amerika
Beberapa informasi terkait sebelumnya seperti tren google dan debut yahoo terhadap transparansi menunjukkan bahwa seiring dengan semakin meningkatnya potensi bisnis sebuah media internet, privasi pengguna sangatlah penting dalam menjaga kepercayaan konsumen. Bagi pelaksana industri, preseden ini menunjukkan bahwa mereka harus bersiap diri dalam menghadapi berbagai dampak yang mungkin tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Facebook sebagai entitas bisnis online memang menghasilkan keuntungan yang sangat besar namun dibalik itu terdapat sebuah resiko yang tidak kalah besar.