Daya Tarik Bunga Surat Utang Negara 20 Juni 2017
Jika dibandingkan antara SUN dengan yield / imbal hasil atas obbligasi luar negeri, obligasi di Indonesia lebih diminati investor. Sekalipun the Fed sudah menaikan suku bunga acuannya.
Yield atas Surat Utang di negara lain lebih rendah niainya. Hal ini karena aspek fundamental negara yaitu inflasi. Kondisi inflasi di negara Indonesia bisa dibilang masih dapat dikendalikan.
Baca: Pasar Saham Indonesia Masih Menarik Ditengah Dinamika Global
Memperhatikan Asian Bonds periode 16 Juni 2017 misalnya, yield dari obligasi Indonesia dengan tenor sampai 10 tahun senilai 6,84%. Nilai itu lebih tinggi dibandingkan produk sama dari China 3,62%, Thailand 2,4%, Jepang 0,05%, Filipina 4,62% serta Amerika Serikat 2,16%.
Kondisi pasar obligasi Indonesia juga lebih menarik dibandingkan negara lainnya. Penetapan Bank Indonesia dengan mempertahankan suku bunga acuan di dalam negeri senilai 4,75% memberi dampak positif pada SUN. Hal itu mampu menarik investor masuk berinvestasi di SUN.
Baca: Tips Investasi Emas Menguntungkan
Dampak lain adalah keputusan the Fed. Setelah bank sentral Amerika Serikat itu menaikan suku bunga acuannya hasilnya diluar target. Gambaran ekonomi Amerika Serikat menunjukkan penurunan inflasi dan pertumbuhan ekonomi dibawah target. Hal itu menurunkan yield dari US treasury. Kondisi penurunan US treasury ini memberi dampak positif untuk pasar obligasi Indonesia karena suku bunga lebih tinggi serta carry trade yield mungkin sekali berjalan terus.
Analis pasar obligasi dalam negeri menilai jika yield dari SUN dengan tenor 10 tahun akan senilai 6,5% sampai 7% sampai dengan akhir tahun.