#2 Susilo Wonowidjojo dan keluarga
Gudang Garam merupakan brand rokok ternama Indonesia yang sudah dikenal kualitasnya di beberapa Negara lain. Pengusaha sukses Indonesia bernama Susilo Wonowidjojo merupakan kunci dibalik sukses Gudang Garam. Sekalipun ia hanyalah melanjutkan usaha ayahnya, kepemimpinan dirinya di Gudang Garam membuat merek tersebut menjadi salah satu yang teratas di Indonesia.
Dari Inghwie Menjadi Gudang Garam
Sejarah Gudang Garam dimulai dari tahun 1956 saat ayah Susilo (Surya Wonowidjojo/Tjoa Ing Hwie) membangun pabrik rokok di Kediri setelah bekerja bertahun tahun di pabrik rokok Cap 93. Pada mulanya Gudang Garam dinamai Inghwie dan memproduksi rokok linting dengan bahan daun jagung. Di tahun 1958, saat perusahaannya tumbuh besar, Inghwie berubah menjadi Pabrik Rokok Tjap Gudang Garam. Surya menerapkan pengalamannya sebagai direktur di tempat ia bekerja sebelumnya untuk membesarkan perusahaannya sendiri.
Gudang Garam secara perlahan menambah jumlah tenaga kerja dan kebun tembakaunya. Sekitar 542 hektar kebun tembakau di Kediri telah menyuplai kebutuhan tembakau perusahaan tersebut. PT Surya Madistrindo merupakan pihak yang bertanggung jawab untuk distribusi produk rokoknya sampai ke took-toko ritel. Saat Susilo mengambil alih perusahaan, ia berhasil meningkatkan popularitas brand dan keuntungan perusahaan. Sekitar 28.000 tenaga kerja berada di balik perusahaan dan keuntungan sekitar 3 milyar rupiah berhasil diraup setiap tahunnya.
Baca: Proposal Pengajuan Kredit, Gimana Cara Buatnya
Ragam Brand untuk Pasar Dalam dan Luar Negeri
Sebagai perusahaan rokok terbesar kelima sekaligus tertua di Indonesia, Gudang Garam memiliki ragam produk yang cukup luas. Suryo Wonowidjojo mentarget produknya untuk berbagai kalangan konsumen mulai dari rokok putih, mild, tradisional (kretek) sampai jenis klobot (dari daun jagung). Setiap produk memiliki target konsumen masing-masing mulai dari lokal sampai internasional.
Strategi pemasaran yang diterapkan untuk mempopulerkan berbagai brand rokok tersebut juga sangatlah agresif meliputi pemanfaatan media televisi, media cetak, iklan billboards, maupun jenis iklan lainnya. Berbagai acara khusus juga kerap kali di dukung untuk mendapatkan perhatian masyarakat luas. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa kepemimpinan Susilo Wonowidjojo merupakan kunci dari serangkaian sukses Gudang Garam.
#3 Anthoni Salim dan keluarga
Hampir seluruh masyarakat Indonesia sudah pernah memakan mi instant dengan brand Indomie. Antoni Salim merupakan orang di balik ketenaran Indomie. Ia merupakan pemilik dua perusahaan makanan ternama di Indonesia yaitu PT Indofood Sukses Makmur dan PT Bogasari Flour Mills dan produk perusahaannya sudah dikenal secara positif oleh sebagian besar konsumen Indonesia sampai konsumen luar negeri.
Merubah Krisis Menjadi Sukses
Anthony merupakan anak dari taifun Indonesia, Sudono Salim yang memiliki Salim Group. Grup bisnis ini ternama karena kesuksesan berbagai perusahaan selain Indofood dan Bogasari misalnya PT Indomobil Sukses International, PT BCA dan PT Indocement Tunggal Perkasa. Anthony Salim terus melanjutkan warisan orang tuanya sampai datangnya masa krisis tahun 1998 dimana ia harus menanggung hutang Grup usaha yang mencapai Rp 55 triliun. Alhasil beberapa perusahaan dijual dan tersisa PT Indofood dan Bogasari saja.
Bagaimanapun, krisis moneter tahun 1998 tidak menghancurkan asa Anthony. Ia mulai bekerja keras dengan dua perusahaan yang tersisa dan membuat keduanya menjadi raksasa di kelasnya. Indofood memproduksi beragam produk konsumsi mulai dari mi instant, kecap, minyak goring, susu, saus dan margarine sedangkan Bogasari memproduksi beragam jenis tepung.
Indofood di Puncak Sukses
PT Indofood telah meraih puncak sukses sejak diambil alih Anthony Salom. Produk Indofood tidak banyak terkena dampak negatif krisis moneter. Bahkan Indofood juga mengakuisisi PT Pepsi Cola Indobeverages, produsen 7 Up dan Pepsi di Indonesia. Kerajaan Indofood semakin luas dengan diambil alihnya beberapa perusahaan sejenis lainnya seperti PT Tirta Bahagia, produsen air mineral Club sekaligus importir produk Malaysia, Cafela Latte dan Ichi Ocha.
Brand Indomie sangat terkenal sehingga membuat Indonesia menjadi negara kedua terbesar konsumen mie setelah China. Indomie telah di ekspor ke berbagai negara mulai dari Australia, Amerika Serikat, negara-negara lain di wilayah Timur Tengah, Asia, Eropa dan Afrika. Bahkan Indomie telah menjadi brand identity mie instant yang membuat konsumen Indonesia selalu mengingat merek tersebut jika membahas mie instant.