#14 Theodore Rahmat
Perjalanan sukses Theodore Rahmat telah berlangsung cukup lama. Sejak kelulusannya dari Institut Teknologi Bandung, ia tumbuh perlahan mulai dari seorang sales marketing sampai direktur Astra. Sekarang ia memiliki perusahaan sendiri (Triputra Group dan PT Adaro) yang terus tumbuh dengan nilai aset dan keuntungan signifikan. Perjalanan suksesnya tidak semulus yang dibayangkan banyak orang, ia juga pernah membuat keputusan salah namun pada akhirnya ia mampu bangkit dari kegagalan.
Mulai dari Sales Marketing menjadi Direktur Astra
Theodore Rachmat memulai karir sebagai sales marketing Astra tahun 1968 tepat setelah lulus kuliah. Waktu itu, Astra masih perusahaan kecil dan Rachmat tergabung sebagai karyawan ke-15 perusahaan itu. Pada minggu pertama menjadi sales marketing, Rachmat menggunakan sepeda motor untuk transportasi dari rumah ke kantor dan bahkan sering tidur di kantor. Dedikasinya membuat ia berhasil meningkatkan karir sampai ia dipercaya memimpin salah satu lini usaha Astra. Tahun 1972, ia mulai memimpin United Tractors sebelum akhirnya menjadi chief executive sampai tahun 2005.
Ia membuat keputusan blunder dengan tidak membeli Astra saat krisis moneter dan akhirnya ia selalu teringat itulah kesalahan terparah yang pernah ia lakukan dalam perjalanan bisnisnya. Namun bagaimanapun juga, ia kemudian merintis perusahaan keuangan Adira. Ia menjual sebagian saham Adira kepada Bank Danamon dan Triputra Group. Sekarang, Triputra Group memiliki beberapa perusahaan di bawahnya dengan dua terbesar yaitu perusahaan karet PT Kirana Megatara dan perusaahaan minyak sawit Triputra Agro Persada. Ia juga merintis perusahaan pertambangan Adaro bersama anggota keluarga dan teman kuliahnya.
Rencana Go Public
Tidak puas dengan capaiannya sendiri, ia berencana untuk Go Public agar masyarakat bisa melihat transparansi dalam usahanya sekaligus memiliki modal lebih besar untuk memperluas jaringan usahanya.