Tidak tidur dihubungkan dengan semua hal mulai dari kecelakaan lalu lintas sampai penambahan berat badan.
Namun demikian sebuah studi baru di Universitas California, Berkeley menambahkan dampak tambahan ketika Anda tidak tidur dengan baik: penyendiri, murung.
Studi ini dipublish awal bulan Agustus 2018 dalam Jurnal Nature Communications, menemukan bahwa kurang tidur akan membuat penderitanya merasa sendirian dan kurang bersosialisasi.
Studi melibatkan 18 orang muda dan lebih dari 1000 pengamat untuk menelitinya.
Cukup banyak studi menggambarkan jika kurang tidur akan mempengaruhi mood, energy, kemampuan merespon lingkungan sosial, perilaku mengambil resiko, antusiasme dan konsentrasi.
Bagaimana Kurang Tidur Pengaruhi Interaksi Sosial?
Meskipun jumlah objek penelitian jumlahnya kecil, hasil penelitian tidak terlalu mengejutkan, ungkap banyak peneliti. Maklum saja karena ketika seseorang kurang tidur, keinginan kuat yang muncul adalah untuk tidur. Itu sebabnya motivasi untuk melakukan hal lain selain tidur akan menurun.
Perilaku seperti ini akan rentan terjadi pada mereka yang bekerja shift. Sehingga tidak heran mereka yang bekerja shift akan menghadapi tantangan masalah hubungan sosial. Mereka akan dipaksa memilih antara tidur dan interaksi sosial, kedua pilihan itu akan mengarah ke sikap menyendiri.
Dr. Jay Puangco, ahli neurologist di Pickup Family Neuroscience Institute di Hoag California, mengatakan jika kurang tidur dapat mempengaruhi perhatian, mood dan kognisi.
Orang yang kurang tidur akan merasakan ketidakberasan dalam dirinya. Mereka mungkin tidak memiliki energy untuk interaksi sosial. Dia menambahkan jika orang yang tidurnya nyenyak akan menghindari mereka yang kurang tidur, dan itu sebabnya sifat murung dapat menular.
Dokter Jay menambahkan jika “mereka yang kurang tidur akan terlihat kurang bahagia dan sangat moody (sulit ditebak)”. “Tidak ada yang mau dekat orang yang moody”.
Meskipun sudah cukup banyak penelitian yang mengungkap manfaat tidur yang cukup, nilai tidur ini banyak diremehkan dikalangan masyarakat modern. Bahkan, masyarakat modern sering melihat tidur sebagai tanda kelemahan. “Kenapa harus tidur ketika kita dapat melakukan sesuatu? Bekerja mengarah pada produktivitas, yang berarti jika Anda ingin terus maju maka yang dikorbankan pertama kali adalah tidur.
Dr. Jay mengungkap fakta berlawanannya:
“Tidur akan meningkatkan perhatian, kognitif, dan kesehatan, sekaligus membuat seseorang lebih efisien dan produktif dengan mengurangi kesalahan. Kita selalu tergila-gila dengan diet dan olahraga. Padahal, tambah Dr. Jay, diet dan olahraga membutuhkan fondasi kuat dari tidur agar hasilnya maksimal”.
Tips Atasi Kurang Tidur
Dr. Jay menawarkan beberapa saran untuk memperbaiki kualitas tidur, termasuk membuat rutinitas bangun tidur termasuk saat akhir pekan. Berlatih/olahraga rutin di sepanjang hari dan hindari olahraga menjelang petang.
Hindari aktivitas yang mendorong otak berpikir seperti membayar tagihan beberapa jam menjelang tidur. Hindari alcohol 3 jam menjelang tidur karena akan berkontribusi pada bangun ditengah malam.
Sebelum tidur, buatlah jurnal aktivitas. Tulis semua aktivitas yang perlu dikhawatirkan. Tulis apa yang dapat dilakukan esok hari. Tandai apa yang dapat dilakukan nanti di akhir pekan. Ini akan mengurangi kekhawatiran Anda menjelang tidur.