Kenapa kamu harus jauhi bitcoin? Pertanyaan ini mungkin hinggap untuk kamu yang masih ragu akan bitcoin dan mencari opini yang ada. Nah itu sebabnya notordinaryblogger ingin berbagi opini dari pihak-pihak yang kontra terhadap bitcoin.
Kenapa kontra? Dalam segala hal ada yang pro (pendukung) dan kontra (penentang) nah, jika menyoal pendukung bitcoin sudah banyak informasinya. Untuk yang kontra bitcoin termasuk jarang atau hanya beberapa. Dari sekian opini kontra bitcoin ini notordinaryblogger merangkum dalam postingan ini.
Jika kamu masih berandai-andai apa itu mata uang kripto (cryptocurriencies) seperti bitcoin, litecoin dan ethereum bisa bertanya kepada penggemarnya. Dalam percakapan itu mungkin akan terdengar seperti ini (kamu dan penggemar bitcoin):
Kamu: Apa tujuan bitcoin?
Penggemar: Teknologi yang luar biasa
Kamu: Iya tapi apa tujuannya?
Penggemar: Blockchain merupakan karya hebat, sesuatu dari masa depan
Kamu: Iya saya paham. Tapi untuk apa sebenarnya?
Penggemar: Kamu nggak ngerti, bitcoin itu suatu sistem desentralisasi uang secara total. Sungguh sebuah revolusi finansial.
Kamu: Apakah ada tujuannya?
Penggemar: Bitcoin itu masa depan
Dan seterusnya.
Sekarang nilai pasar bitcoin mencapat $100 milyar
Mata uang kripto atau mata uang cyber telah digandrungi sampai mengalami penurunan harga bitcoin terburuk pekan ini (30% penurunan). Penerapan bitcoin lebih banyak kepada dua hal (pada kenyataannya): perjudian online dan pencucian uang. Keduanya bukanlah inti dari model bisnis pada umumnya. Namun hal itu terjadi.
Tidak masuk akalnya, kedua hal itu pula yang menjadi dasar yang mendorong bitcoin naik 30 kali lipat sehingga sekarang ini nilai pasar bitcoin mencapai $100 milyar.
Mata uang online sulit “menyimpan niai” khususnya jika mengalami penurunan 30% dalam seminggu. Apakah mata uang online bisa menjadi perlindungan untuk “inflasi” yang diterapkan suatu pemerintahan? Jika iya, bagaimana bis orang yang menyimpan uang mereka dalam bitcoin atau ethereum dan mengalami inflasi juga pekan ini?
Hal itu menunjukkan arti jika harga dari sebuah “mata uang” jatuh. Penurunan terjadi 30% dibandingkan kentang, sekarung beras dan segalon bensin termasuk mobil baru.