Investasi south to south yang meningkat tajam ini mulai tampak saat pertemuan di Namibia bulan Januari 2018. Menteri Keuangan Zimbabwe, Patrick Chinamasa, membuat sebuah tawaran untuk menarik investor Afrika kepada ekonomi yang dihancurkan Robert Mugabe. Ia melakukan pertama kali di Windhoek, bukan London atau New York. Sekalipun aliran melalui tax heaven mengotori data, sebanyak 28% Foreign Direct Investment (FDI) baru secara global tahun 2016 datang dari perusahaan-perusahaan di emerging market (meningkat dari hanya 8% pada tahun 2000).
FDI dari China, sebagian besarnya, menyusut tahun 2017 seiring Beijing memperketat aliran keluar dana dan Amerika-eropa menyeleksi akuisisi asing lebih serius. Namun demikian tren investasi keluar menyebar ke seluruh dunia. Hampir semua negara berkembang memiliki perusahaan yang terafiliasi ke luar negaranya. Kebanyakan investasi perusahaan itu pergi ke Barat. Namun demikian, pada 2/5 negara berkembang aliran dana tadi terdiri dari setengah jumlah FDI. Periode 2015 sampai 2016 sebanyak 10 investor asing utama di Afrika, berdasarkan jumlah proyek baru, termasuk China, India, Kenya dan Afrika Selatan.
Survei dari Bank Dunia kepada lebih dari 750 perusahaan dengan FDI di negara berkembang menemukan jika investor dari negara berkembang lebih tertarik mendirikan toko di negara resiko rendah dan tinggi. Perusahaan itu sama saja dengan perusahaan dari negara kaya yaitu menginvestasikan kembali keuntungan ke afiliasi asing mereka.
Peter Kusek dari sektor perbankan mengungkap jika perusahaan ambisius tingkat global sering memulai afiliasi ke negara tetangga lebih dahulu sebagai pembelajaran memasuki pasar asing yang berkarakter sama.
Tren Investasi
Tren investasi sout to south akan menguntungkan untuk negara paling miskin dan bahkan akan lebih besar jika pemerintah tidak terlibat. Masih merujuk data Bank Dunia tadi, 60% negara miskin mengekang keluarnya FDI. Hal itu dilakukan dengan syarat pelaporan yang tidak praktis, kendali pertukaran mata uang asing atau batas atas untuk destinasi spesifik atau industry tertentu. Pembatasan pada masuknya FDI juga merupakan hal lumrah. Bank asing di Filipina tidak dapat membuka lebih dari 6 kantor cabang. Di Etiopia orang asing tidak boleh memiliki toko kue, usaha pangkas rambut, agen perjalanan dan banyak usaha lainnya. Tahun 2013, Ghana melipatgandakan syarat modal sampai 3 kali lipat untuk perusahaan perdagangan asing, berusaha menyenangkan retailer lokal yang dibuat jengkel dengan pertumbuhan toko-toko Nigeria.
Baca: Alasan Suatu Negara Melakukan Ekspor dan Impor
Namun begitu, tetap ada beberapa alasan optimis. Kevin Ibeh dari Universitas Birkbeck di London mengatakan jika kebangkitan perusahaan multinasional Afrika merupakan tanda kedewasaan perusahaan privat di kawasan. Beberapa perusahaan ini mempekerjaka ratusan sampai ribuan tenaga kerja. Sehingga mereka punya kekuatan lobi untuk infrastruktur dan regulasi yang lebih baik. Kesemua itu, mungkin sekali mengantarkan implementasi yang lebih baik akan sebuah perjanjian perdagangan bebas di kawasan yang sejauh ini baru terlaksana di atas kertas.