Ikan sarden beracun beredar menjadi kekhawatiran banyak warga di Indonesia beberapa waktu lalu. Informasi yang tersebar adalah komoditas ikan sarden di Indonesia mengandung logam berat beracun mirip telur.
Untuk meluruskan beredarnya informasi ini, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyampaikan penjelasan kepada publik. Kepala Biro Kerja Sama dan Humas KKP secara tegas menyampaikan jika informasi yang beredar tidak benar.
Ikan yang dibicarakan ini bukanlah ikan yang ada di wilayah Indonesia. Ikan sarden yang dibicarakan itu masuk dalam kelompok keluarga Clupeidae. Secara morfologis berbeda dengan ikan Siro (nama latin Amblygaster sirm) ataupun ikan Lemuru (Sardinella lemuru) yang ada di Indonesia yang merupakan bahan ikan asin dan sarden dalam kalengan di Indonesia.
Baca: Visa Progresif Umrah Diretapkan Arab Saudi
Kandungan Bahaya dalam Rumor Sarden
Benda serupa telur yang terdapat dalam rumor Sarden yang beredar yang dipercaya sebagai kanker atau tumor berbahaya sebenarnya Glugea sardinellensis (semacam protozoa). Glugea ini sanggup membentuk sel sel disekitarnya berbentuk bola yang difungsikan sebagai perisai.
Sel berbentuk mirip bola ini sanggup berkembang sampai ukuran 1 sampai 18 milimeter yang dinamakan Xenoma. Saat ikan hidup berkelompok, Glugea akan menyebar dengan pesat.
Dengan demikian, dipastikan jika benda mirip telur yang dibicarakan mengandung logam berat berbahaya itu tidaklah tepat.
Baca: Tanaman Pembersih Udara Sekaligus Hiasan Rumah
Benda Mirip Telur Bukan Logam Berbahaya
Parasite tidak akan menginfeksi manusia dan tidak membahayakan jika sebelum dikonsumsi ikan dibersihkan, dicuci dan direbus dahulu dengan tepat. Glugea bukanlah suatu penyakit aneh, jarang atau berbahaya sehingga tidak perlu dikhawatirkan berlebihan.
Adapun ikan sarden di Indonesia umumnya dijual dalam kemasan kaleng yang sudah melewati tahapan keamanan pangan sangat ketat dengan sertifikasi HACCP, MD, SKP dan saat ini termasuk SPPT SNI. Semuanya merujuk kepada santadardisasi organisasi pangan dunia FAO.
Syarat keamanan produk dan mutu ikan Sarden kemasan salah satunya mencakup cemaran logam (Cd, Sn, Arsen, Pb dan Hg) di bawah batas yang diperbolehkan. Jika ada salah satu kandungan logam itu melewati ambang batas maka sertifikasi mutu tidak akan diberikan untuk produk itu.
Pada waktu proses produksinya metode pengolahan, dan sanitasi sangat diperhatikan. Jika ada butiran mirip telur ikan akan langsung dibersihkan karena mudah terlihat. Jika butiran mirip telur itu ternyata parasite dan tertinggal dalam produk ikan, dapat dipastikan parasite akan mati karena adanya proses pemanasan tinggi (proses steril) sesuai syarat sterilisasi pangan komersial. Jika sarden kalengan sudah dikeluarkan dan didiamkan dalam suhu ruangan, kontaminasi mungkin terjadi dimana ulat atau belatung ada dalam produk sarden kaleng. Jika ini yang terjadi maka kelalaian ada di pihak konsumennya.
Baca: Cara Diet Tanpa Olah Raga dan Mengurangi Makan
Percaya Ikan Sarden Beracun Beredar?
Dengan penjelasan panjang lebar dari KKP sepertinya sudah jelas bahwa kabar ikan Sarden beracun beredar itu tidaklah tepat. Dengan demikian masyarakat tidak perlu khawatir mengkonsumsi makanan menyehatkan ini. Sebagai konsumen sebaiknya Anda lebih teliti dan cerdas dalam memeriksa tanggal kadaluarsa yang ada di kemasan sebagai langkah paling awal melindungi diri dari makanan berbahaya.