Dalam perkembangan signifikan di tengah ketegangan perdagangan yang meningkat, China dan Uni Eropa telah sepakat untuk memulai konsultasi mengenai penyelidikan anti-subsidi Uni Eropa terhadap kendaraan listrik (EV) China. Kesepakatan ini dicapai dalam panggilan video antara Menteri Perdagangan China Wang Wentao dan Wakil Presiden Eksekutif dan Komisaris Perdagangan Uni Eropa Valdis Dombrovskis.
Menurut pernyataan yang dirilis oleh kedua belah pihak, diskusi akan dilakukan dengan komitmen untuk mematuhi aturan WTO dan fokus pada basis fakta. Juru bicara perdagangan Komisi Eropa, Olof Gill, menekankan pentingnya mencapai hasil yang efektif untuk mengatasi kekhawatiran atas praktik subsidi.
“Penyelidikan Uni Eropa terhadap kendaraan listrik baterai yang berasal dari China akan dilanjutkan dengan niat jelas untuk memastikan persaingan yang adil,” ungkap Gill, menegaskan sikap Uni Eropa dalam menanggulangi praktik subsidi yang merugikan.
Langkah ini mengikuti tindakan baru-baru ini yang diambil oleh Uni Eropa dan China dalam sengketa perdagangan saling balas. Awal bulan ini, Uni Eropa memberlakukan tarif atas kendaraan listrik China, yang memicu Beijing untuk memulai penyelidikan anti-dumping terhadap impor daging babi dari Uni Eropa. Langkah-langkah ini merupakan bagian dari strategi ekonomi lebih luas yang bertujuan untuk menyeimbangkan hubungan perdagangan dan mengatasi keuntungan yang dirasakan diberikan kepada industri dalam negeri.
Wakil Kanselir Jerman Robert Habeck, yang saat ini sedang mengunjungi China untuk pertama kalinya, mengklarifikasi posisi Uni Eropa mengenai tarif, dengan menekankan bahwa tarif tersebut tidak dimaksudkan sebagai tindakan hukuman tetapi sebagai upaya untuk memastikan persaingan yang adil. Habeck menyoroti pemeriksaan yang teliti yang dilakukan oleh Komisi Eropa selama beberapa bulan untuk mengevaluasi apakah perusahaan-perusahaan China telah menerima subsidi yang tidak adil.
Saat konsultasi antara China dan Uni Eropa berlanjut dalam beberapa minggu mendatang, para pemangku kepentingan di kedua belah pihak diharapkan untuk terlibat dalam diskusi mendalam yang bertujuan untuk menyelesaikan sengketa perdagangan sambil tetap mematuhi norma-norma perdagangan internasional. Hasil dari percakapan ini dapat berpengaruh signifikan terhadap hubungan perdagangan di masa depan antara dua entitas ekonomi terbesar di dunia, terutama dalam sektor kendaraan listrik yang sedang berkembang pesat.