Adalah seorang bernama Khoirul Anwar, Assiten Profesor pada School of Information Science Japan Advanced Institute of Science and Technology yang disebut-sebut sebagai penemu teknologi seluler generasi ke-4 atau biasa disebut 4G. Perkembangan informasi orang Indonesia penemu 4G itu mengundang banyak perhatian karena orang ingin tahu kejelasannya.
Sebenarnya media Kompas pernah mengulas sosok Khoirul Anwar pada bahasan khusus “Teknologi Pulang Kandang” sekitar akhir tahun 2014 yang mengutarakan bahwa salah satu sumbangsih Khoirul merupakan penelitian yang dijadikan sebagai pondasi teknologi 4G.
Penelitian itu merupakan penggunaan dua fast fourier transform (FFT) di modulasi pada komunikasi jaringan pita lebar nirkabel, dimana pada saat itu biasa disebut sebagai satu FFT yang memiliki pengertian sebagai algoritma untuk menterjemahkan informasi dan sinyal.
Pemakaian dua FFT diprediksi akan saling menggagalkan fungsinya satu sama lain, namun prediksi kekhawatiran meleset karena dapat terselesaikan dengan pengaturan peak sehingga menghasilkan kuantitas gelombang tanpa puncak tinggi sebagaimana dikhawatirkan.
Dengan demikian, sinyal yang diproduksi tidak akan melewati batas linier dari mekanisme penguat daya yang ditetapkan. Teknik itulah yang dirumuskan Khoirul bersama dua rekan peneliti saat beraktivitas di Nara Institute of Science and Technology Jepang.
Informasi itu disangkal oleh Basuki Priyanto dan Eko Onggosanusi. Sosok dua orang Indonesia lain yang dalam delegasi generasi 3G Partnership Project atau dikenal sebagai badan standardisasi komunikasi seluler tingkat dunia. Menurut mereka, terdapat setidaknya ribuan proposal yang saling berkaitan satu sama lain dalam teknologi 4G. Oleh karenanya mustahil jika ada satu pihak mengaku sebagai orang yang menemukan teknologi 4G.
Sebuah Paten US7804764 yang dirancang oleh Khoirul dan rekannya lantas menjadi standar dunia menurut International Telecommunication Union (TU) no. S.2173 dan S.1878 dinyatakan Basuki adalah variasi atau pengembangan atas rancangan yang diterapkan di komunikasi satelit.
Khoirul sendiri sebenarnya tidak pernah mengaku-ngaku sebagai penemu 4G. Namun demikian penelitian yang telah diselesaikan merupakan prinsip pondasi berupa FFT yang tandem digunakan saat pengiriman sinyal ke satelit.
Dalam perkembangannya ada teknologi 4G yang tidak menggunakan pondasi dua FFT. Itu ya berarti tidak mengacu pada konsep yang dihasilkan Khoirul.
Dalam perkembangannya memang cukup banyak orang yang mencantumkan nama Khoirul sebagai penemu 4G dalam sebuah acara resmi seperti seminar. Inilah yang menjadi penyebab polemik apa benar orang Indonesia penemu 4G.
Di satu sisi tentu sangat membanggakan prestasi yang dilakukan Khoirul di Jepang. Atas kontribusinya pada perkembangan teknologi skala global terlepas apakah dia penemu 4G atau bukan. Namun memang perkembangan isu penemu 4G ini memiliki dua sisi yang bisa menguntungkan atau merugikan citra Indonesia. Oleh sebab itu, ada baiknya jika semua pihak yang mau meluruskan perkembangan informasi.
Nah sekarang apa benar orang Indonesia penemu 4G?
Apa pendapat Anda?