Sebuah perusahaan sebaiknya memiliki strategi ecommerce. (Bahkan institusi pemerintah sebaiknya memiliki strategi pelayanan public elektronik. Jaringan elektronik secar umum dan internet secara khusus sangatlah penting untuk badan usaha jika mereka ingin berinteraksi dengan konsumen, distributor dan supplier.
Dalam tahap tertentu sebuah perusahaan akan membutuhkan lebih dari sekedar ecommerce dan membentuk strategi ebusiness khususnya untuk perusahaan skala besar yang sudah memiliki link kepada jaringan EDI atau sudah mencapai penerapan ERP yang utama. Perusahaan seperti ini biasanya sudah meraih untung paling besar dari strategi ecommerce.
Di sisi lain perusahaan akan menghadapi konflik internal sebagai dampak perkembangan ERP, EDI, manajemen rantai pasokan dan startegi ecommerce. Perusahaan akan memiliki pengalaman cukup dan pengetahuan teknologi jaringan elektronik. Termasuk di dalamnya proses desain ulang dan integrasi yang diperlukan untuk sukses dengan startegi ebusiness.
Koordinasi dan kendala organisasi lainnya saat mengembangkan strategi ebusiness tidak dapat dihindari. Proses itu melibatkan perubahan signifikan yang mengganggu kalangan internal perusahaan. Resiko kegagalan dan akibat dari kesuksesan yang minim lebih besar kemungikannya di strategi ebusiness. Menjadi pemimpin dalam ebusiness dapat memberikan sukses jangka panjang. Namun tekanan dan hambatan transformasi bisnis dapat menyebabkan kerusakan internal jangka pendek.
Baca: Teori Perilaku Konsumen
Perusahaan yang bijak akan konsolidasi kemampuannya dan mengkhususkan ecommerce, ERP, CRM atau inisiatif rantai pasokan. Ini dilakukan sebelum membuat lompatan jauh menjadi sebuah entitas ebusiness. Melompat terlalu cepat bisa sama celakanya dengan terlambat melompat.
Masih belum paham apa beda ecommerce dan ebusiness?
Itulah penjelasan singkat tentang perbedaan ecommerce dan ebusiness. Apa pendapat Anda?