1907: William Lever, pendiri Unilever, konsumen minyak sawit terbesar dunia, mencari konsesi lahan dari koloni Inggris di Afrika Barat untuk memproduksi minyak sawit mendukung pabrik sabunnya.
1911: perkebunan sawit komersial pertama Indonesia didirikan di Sumatera oleh Adrien Hallet, agronomis dari Belgia yang punya minat pada karet di koloni Belgia di Kongo.
Baca: Lulus SMP jadi Eksportir Vespa Modifikasi
1912: seorang Perancis, Henri Fauconnier menanam bibit yang dibeli dari Hallet di Sumatera tahun 1911 dan 1912 untuk mendirikan perkebunan komersial sawit pertama Malaysia di Tennamaram Estates, Selangor menggantikan tanaman kopi yang dianggap gagal.
Paska perang: minyak sawit diuntungkan dari masalah industri karet paska perang. Investor mencari diversifikasi. Malaysia mulai meluncurkan program budidaya sistematis.
Baca: Strategi Meningkatkan Ekspor Nasional
Sistem perkebunan sawit Indonesia terhenti setelah kemerdekaan tahun 1945, seiring pemilik perkebunan Belanda tidak dilindungi pemerintah kolonial.
1967: Sistem perkebunan sawit Indonesia tunbuh di era presiden Suharto. Dengan bantuan World Bank membuat direct investments melalui BUMN.
1980-an: Malaysia muncul sebagai produsen minyak sawit terbesar dunia. Peneliti menyadari jika pohon sawit diserbukkan oleh kumbang kecil, bukan angin. Pengenalan sistem penyerbukan ini ke Indonesia dan Malaysia menurunkan biaya dengan menggantikan penyerbukan oleh tangan manusia.
Baca: Peluang Bisnis Ekspor yang Menjanjikan Untung Besar
1997-1998: kebakaran hutan terjadi di Indonesia selama berbulan-bulan. Kabut asap menutup kota di kawasan. 700 juta ton karbon yang dilepaskan oleh deforestasi. Lebih dari 100 perusahaan minyak sawit dituduh menyulut api untuk membuka lahan dan mengaburkan batas konsesi. Perusahaan mengatakan petani kecil yang menyulut api.
Baca: Krisis Venezuela dan Pengaruhnya pada Pemakaian Uang Kripto
2004: produsen dan konsumen minyak sawit mendirikan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) untuk menciptakan sistem sertifikasi etis mengurangi dampak negatif pada hutan, kehidupan satwa liar dan komunitas.
Baca: Peluang Ekspor Sabut Kelapa
2007: PBB mengatakan pembukaan lahan untuk minyak sawit merupakan penyebab utama deforestasi di Indonesia. Minyak sawit ilegal dan penebangan hutan ilegal menyebar di 37 dari 41 taman nasional.
2009: konglomerat minyak sawit Indonesia, Sime Darby mengatakan jika ia telah mengungkap genetika minyak sawit. Karenanya meningkatkan kemungkinan panen lebih baik. RSPO memperkirakan sekitar 5% atau dua milyar ton minyak sawit mentah akan diberi label sustainable tahun tersebut.