Toyota Motor Corp berencana lakukan investasi $2 milyar untuk membangun kendaraan listrik di Indonesia dalam 4 tahun mendatang. Investasi itu untuk merintis kendaraan hybrid sebagaimana disampaikan pejabat dari Kementerian Koordinator Maritim.
“Dalam rentang waktu 2019 sampai 2023, toyota akan tambah investasi menjadi 28.3 triliun rupiah (sekitar $2 milyar)” ungkap Presiden Toyota, Akio Toyoda.
Toyota mentarget bahwa setengah dari penjualan globalnya akan berasal dari kendaraan listrik tahun 2025. Mendukung hal itu, akan digandeng produsen baterai China untuk memenuhi pergeseran tren mobil listrik dunia.
Kesepakatan itu dicapai pada pertemuan di Osaka antara Menko Maritim dan Toyoda. Pemerintah Indonesia telah memiliki pengembangan roadmap kendaraan listrik. Toyoda menganggap Indonesia sebagai tujuan investasi utama Kendaraan Listrik.
Toyota akan mengikuti roadmap kendaraan listrik pemerintah dengan investasi di berbagai tingkatan mulai dari pengembangan kendaraan hybrid.
Monet, kendaraan otomatis join venture Toyota dan Softbank Corp terpisah mengatakan pada Reuters bulan Juni jika mereka berencana beroperasi di Asia Tenggara tahun 2020.
Basis Penghubung Baterai
Indonesia, ekonomi terbesar di kawasan memiliki cadangan alam nickel laterite ore yang besar. Itu merupakan bahan utama baterai litium ion untuk kendaraan listrik dan telah menjadi daya tarik produsen mobil asing.
Pengamat melihat. indonesia akan menjadi pemain utama di kawasan sebagai produsen baterai lithium ion dan memenuhi permintaan kendaraan listrik.
Indonesia sudah mengumumkan dalam rencana 2019 untuk mengenalkan program keuangan yang menawarkan pemotongan pajak kepada produsen baterai kendaraan listrik dan kendaraan sama halnya dengan preferential tarrif agreement dengan negara lain yang memiliki permintaan kendaraan listrik dalam jumlah besar.
Produsen kendaraan Korea, Hyundai berencana mulai produksi kendaraan listrik di Indonesia sebagai bagian dari investasi $880juta di Indonesia.
Mitsubishi pada pertengahan tahun 2018 juga sudah mengumumkan untuk mendirikan infrastuktur riset yang mengakomodir kendaraan listrik.
Baca: Alasan Suatu Negara Melakukan Ekspor Impor
Analis tetap waspada akan berapa cepat ambisi kendaraan listrik Indonesia dapat dilaksanakan. Kekhawatiran itu karena proyek baterai lithium membutuhkan teknologi smelter nickel yang kompleks.
Belum ada informasi resmi bagaimana Toyota akan merealisasikan rencana investasinya. Perkembangan yang ada baru rencana kerjasama Toyota dengan China Contemporary Amperex Technology Co dan produsen kendaraan listrik BYD Co untuk pengadaan baterai kendaraan listrik