Contoh-contoh properti investasi itu pada umumnya meliputi:
- Tanah yang sudah dikuasai untuk jangka panjang untuk tujuan kenaikan nilai dan bukan untuk tujuan jangka pendek sebagai kegiatan usaha harian.
- Tanah yang sudah dikuasai pemakaiannya di masa mendatang belum ditentukan.
- Bangunan yang dimiliki sebuah entitas usaha (atau dikuasai entitas usaha dari kegiatan sewa pembiayaan) dan disewakan ke pihak lain dari satu atau lebih aktivitas sewa operasi.
- Bangunan yang belum digunakan namun tersedia untuk disewakan kepada pihak lain dari satu ataupun lebih sewa operasi
Baca: Info Properti Penting di Australia
Contoh aset yang tidak merupakan properti investasi antara lain:
- Properti yang ditujukan untuk dijual melalui kegiatan usaha harian atau dalam proses pembangunan atau proses pengembangan untuk penjualan. Contoh property diperoleh secara eksklusif dengan tujuan penjualan dalam waktu singkat atau pengembangan untuk dijual kembali.
- Properti dalam sebuah proses pembangunan atau pengembangan atas nama pihak ketiga
- Properti yang dipakai sendiri merupakan sebuah aset tetap
- Properti yang dalam proses pembangunan atau pengembangan di masa mendatang dipakai sebagai properti investasi. PSAK 16 mengenai aset tetap juga berlaku untuk properti seperti itu sampai proses pengembangan atau pembangunan tuntas.
- Properti yang disewakan ke entitas lain melalui sewa pembiayaan.
Jika bagian properti itu memungkinkan dijual terpisah atau disewakan ke pihak lain dengan cara terpisah melalui mekanisme sewa pembiayaan, entitas mencatat kedua bagiannya terpisah juga. Bagian yang pertama masuk kelompok investasi dan bagian kedua masuk kelompok aset tetap.
Seandainya bagian itu tidak memungkinkan dijual terpisah, pengelompokan property itu ditentukan melalui bagian yang jumlahnya signifikan. Contohnya, bagian yang dimaksudkan untuk proses produksi usaha atau persediaan barang usaha, ataupun jasa atau tujuan bersifat administratif tidak signifikan, properti seperti itu dikelompokan sebagai properti investasi.
Untuk beberapa kondisi lainnya, sebuah entitas dapat memberikan tambahan jasa untuk para penghuni properti yang menjadi miliknya. Jika jasa itu tidak signifikan untuk keseluruhan perjanjian, dengan begitu entitas akan memperlakukan sebuah properti itu menjadi properti investasi.
Baca: Sejarah Kelapa Sawit Indonesia
Sebagai contoh adalah saat pemilik bangunan sebuah kantor memberikan jasa keamanan dan pemeliharaan bangunan untuk penyewa yang berdiam di bangunan. Pemeliharaan dan jasa keamanan bukan merupakan jumlah yang signifikan jika disbanding dengan uang sewa yang dibayarkan oleh penghuni bangunan.
Dalam kondisi yang berbeda, jasa yang tersedia dapat saja bernilai sangat signifikan. Misalkan jika entitas mempunyai dan mengelola sebuah hotel dan jika jasa yang diberikan untuk para tamu hotel dibayar oleh mereka. Dengan begitu, properti itu masuk sebagai properti yang dipakai sendiri sehingga bukan properti investasi.
Baca: Harga Properti Dipengaruhi Suku Bunga? ini penjelasannya