Penelitian untuk mendapatkan obat jerawat paling ampuh terus berlangsung. Menurut penelitian jerawat yang terakhir kali dilakukan, folikel rambut punya peran untuk menumbuhkan jerawat, tetapi penelitian yang lebih baru menunjukkan sel-sel kulit di luar folikel rambut ini memainkan peran yang lebih besar. Hasil penelitian ini dipublikasikan dalam Science Translational Medicine edisi 16 Februari 2022.
Temuan ini dapat mengubah pengobatan jerawat selama ini. Selama ini folikel rambut dianggap sebagai sebab utama tumbuhnya jerawat. Dalam penelitian ini, peneliti melihat sel-sel di luar folikel rambut dan menemukan bahwa sel itu memiliki pengaruh besar dalam mengendalikan bakteri dan perkembangan jerawat.
Sel-selnya disebut fibroblas, sangat umum di jaringan ikat di seluruh tubuh. Di kulit, sel ini menghasilkan peptida antimikroba yang disebut cathelicidin, yang memainkan peran kunci dalam perkembangan jerawat.
Untuk melawan infeksi di dalam folikel rambut, kulit di sekitarnya mengalami proses yang disebut adipogenesis reaktif di mana fibroblas berubah menjadi sel-sel lemak. Cathelicidin juga diproduksi untuk membantu memerangi infeksi dengan menekan bakteri yang dapat menyebabkan jerawat.
Penemuan peran cathelicidin datang diluar dugaan. Awal mula penelitian bermaksud untuk memahami biologi jerawat dan secara khusus melihat peran fibroblas, yang biasanya memberikan dukungan struktural di lapisan kulit yang lebih dalam. Peneliti menemukan bahwa sel-sel ini diaktifkan untuk menghasilkan sejumlah besar antimikroba penting, bernama cathelicidin, sebagai respons terhadap bakteri penyebab jerawat yang disebut Cutibacterium acnes.
Tim peneliti melakukan biopsi kulit pada pasien jerawat yang dirawat selama beberapa bulan dengan retinoid, kelas bahan kimia yang berasal dari vitamin A yang ditemukan untuk meningkatkan kesehatan kulit. Yang mengejutkan para peneliti, obat tersebut meningkatkan ekspresi cathelicidin setelah perawatan, sehingga menemukan mekanisme tambahan yang tidak diketahui mengapa retinoid membantu mengobati jerawat.
Untuk mendukung temuan ini, para peneliti mempelajari lesi kulit pada tikus yang disuntik dengan bakteri penyebab jerawat dan mengamati respon pengobatan serupa pada tikus.
Cathelicidin yang begitu tinggi diekspresikan dalam jaringan biopsi jerawat adalah temuan yang sangat menarik dalam penelitian jerawat. Mengetahui hal ini akan sangat membantu dalam mengembangkan terapi yang lebih tepat sasaran untuk mengobati jerawat.
Saat ini, perawatan retinoid berfokus pada pengendalian perkembangan lipid dalam sel-sel kulit. Salah satu efek samping utama obat ini adalah efek teratogeniknya, yang menyebabkan kelainan janin pada ibu hamil. Olehkarena itu ada pembatasan pemakaian obat ini hanya untuk kasus jerawat yang parah. Tim peneliti berharap temuan ini dapat membantu dalam mengembangkan pendekatan yang lebih tepat sasaran untuk mengobati jerawat.
Obat Jerawat | Brand | Harga |
---|---|---|
Pratista Retinol Renewal Serum |
Rp139.000,- | |
Dr. Brandon Age Less Retinol Serum |
Rp42.000,- | |
(BPOM) IMPLORA FACE SERUM LUMINOUS BRIGHT SERUM 24K GOLD ACNE |
Rp22.000,- |
Hasil penelitian obat jerawat paling ampuh ini akan membantu identifikasi pilihan pengobatan baru yang secara khusus menargetkan kemampuan fibroblas untuk menghasilkan cathelicidin. Olehkarenanya temuan penelitian ini akan menciptakan terapi untuk jerawat yang akan lebih selektif dengan efek samping yang lebih bersahabat.