Sistem penyedia pesan cepat pabrikan Jepang, Line memantapkan targetnya ke mekanisme mata uang kripto alias mata uang digital. Hal itu diterapkan dengan membentuk Line Financial Corporation yang menjadi divisi teranyar mereka untuk menguatkan posisi Line dalam sektor bisnis fintech.
Bermula dari Line Pay yang diyakini sukses mendapat transaksi global sampai 450 milyar yen (atau sekitar Rp 55 triliun) sekaligus menarik 40 juta pengguna, Line sekarang menginginkan kenaikan layanan sektor keuangan yang mencakup penukaran uang digital dan transaksi keuangan.
Tidak hanya ripple, bitcoin dan Ethereum serta mata uang digital lain, Line ingin menyediakan pasar uang digital melalui aplikasinya. Dengan pasar uang itu pengguna dapat memakai uang digital untuk dapatkan asuransi atau pinjaman.
Korporasi Jepang itu bahkan meyakini akan lebih aktif dalam mempromosikan pengembangan teknologi dan penelitian akan blokchain sekaligus menambah keamanan pesan cepat melalui aplikasi mereka. Semuanya untuk menigkatkan keamanan informasi penggunanya.
Baca: Cara Mendapatkan Uang Rp 500 ribu per Minggu Berjualan Bitcoin
Seperti dilansir oleh tech crunch pada Jumat 2 Februari 2018 jika Line menyatakan sudah mendaftarkan ijin mata uang digitalnya di Jepang. Kini mereka dalam tahap peninjauan.
Informasi ini dinilai tidak terlalu mengagetkan mengingat Jepang merupakan pasar mata uang digital terbesar sekarang ini sekaligus sudah mendapat perlindungan pemerintahnya.
Bulan Maret 2017, Jepang sudah mengakui bitcoin secara hukum sebagai alat pembayaran sah dan menerapkan mekanisme perijinan mata uang kripto untuk melindungi para konsumen.
Semakin bertambahnya layanan dari sektor fintech ini diharapkan mendorong lini bisnis Line ke pangsa pasar yang lebih baik sekaligus menambah basis penggunanya. Harapan Line adalah untuk dapat menyaingi Facebook melalui messenger dan whatsappnya. Kedua platform pesan singkat itu telah menjadi layanan pesan cepat yang sangat popular di dunia.