Cara mengatasi anak muntaber tentu saja penting diketahui para orang tua. Apalagi jika Anda termasuk baru sebagai orang tua. Mendapati anak yang tiba tiba muntah dan mencret atau diare wajar jika Anda kemudian dihinggapi rasa panik. Apa yang sebaiknya dilakukan jika buah hati Anda mengalami muntaber?
Kebetulan masalah ini merupakan pengalaman pribadi penulis. Seperti apa langkah-langkah mengatasi anak muntaber?
Mencari Informasi Cara Mengatasi Anak Muntaber
Hal pertama yang paling mudah dilakukan adalah dengan mencari referensi atau bertanya kepada kerabat. Berdasarkan sumber terbuka yang ada di internet, sebagian besar sumber mengatakan muntaber merupakan hal yang lumrah dan akan sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari ke depan.
Yang menjadi ancaman ketika anak mengalami muntaber adalah bahaya dehidrasi. Faktanya memang anak yang terkena muntaber akan kesulitan menerima asupan makanan maupun minuman.
Kebetulan anak penulis baru berusia 3 tahun ketika terkena serangan muntaber ini. Menurut sumber terbuka dari internet cukup banyak merekomendasikan untuk tidak diberikan susu formula terlebih dahulu sampai kondisi fecesnya normal (padat atau tidak cair).
Anak yang terserang muntaber akan terlihat perbedaannya secara fisik, mulai dari badan lemas, mata mengantuk dan mengeluhkan sakit perut. Dalam satu hari itu, kejadian muntaber terjadi cukup intens, pagi hari, siang, sore dan puncaknya jam 23.30 yang membuat orang tua khawatir dan memutuskan untuk segera membawa buah hati ke dokter umum.
Mengidentifikasi Penyebab Anak Muntaber
Melihat fakta bahwa anak cukup sering mengalami muntah dan mencret, ada baiknya mengenali sebab-sebab anak muntaber. Lagi-lagi berdasarkan sumber terbuka di internet mayoritas sumber tentang cara mengatasi anak muntaber mengulas sebab yang umum dan sama.
Namun sepertinya tidak ada satupun dari penyebab itu yang dialami anak penulis. Akhirnya penulis berinisiatif untuk mengidentifikasi kegiatan anak dalam beberapa hari sebelumnya. Penulis menduga muntaber yang dialami merupakan akumulasi dari aktivitas beberapa hari ke belakang.
Dari proses merunut aktivitas anak beberapa hari sebelumnya, sepertinya penyebab anak muntaber adalah kelelahan.
Beberapa hari belakangan anak terus mendampingi orang tua bepergian karena memang ada urusan yang tidak dapat dihindari.
Sudah menjadi kebiasaan ketika anak bepergian rutinitas tidur, makan dan minum susu akan terganggu.
Aktivitas ini terjadi beberapa hari dan dugaan penulis, stamina anak makin menurun dan melemah sehingga berakumulasi di satu hari yang menyebabkan kemunculan muntaber.
Kebetulan muntaber juga terjadi di permulaan musim penghujan, sebuah waktu yang identik dengan serangan penyakit karena perubahan musim (dari kemarau ke musim hujan).
 |
Kids Harga : Rp57.000 1,4RB TERJUAL ★★★★★  |
Waktunya Berkunjung ke Dokter Sebagai Opsi Cara Mengatasi Anak Muntaber
Seperti sudah diulas sebelumnya, kami pun sebagai orang tua merasakan panik ketika anak mengalami muntaber kesekian kalinya pada pukul 23.30. Saat anak sudah terlelap tidur kemudian terbangun karena batuk dan terus menerus batuk hingga muntah.
Pilihan untuk segera mengunjungi dokter umum 24 jam segera diambil untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Konsultasi dengan dokter pun akhirnya membenarkan jika dugaan anak kelelahan karena aktivitas yang padat mungkin saja menjadi penyebab anak mengalami muntaber.
Dokter juga menyarankan agar anak yang terserang muntaber tidak mengkonsumsi susu atau makanan-makanan dengan rasa kuat terlebih dahulu untuk menetralisir kondisi usus dan lambung.
Obat untuk Mengatasi Anak Muntaber
Penulis menduga dokter hanya akan memberikan oralit sebagai cara mengatasi anak muntaber. Dugaan penulis karena banyak sumber di internet menyatakan jika muntaber merupakan hal yang wajar dialami anak dibawah 5 tahun. Muntaber yang dialami anak usia tersebut akan sembuh dengan sendirinya jika anak dapat menjaga hidrasi tubuhnya.
Apa obat yang diberikan untuk mengatasi anak muntaber?
Anak penulis usianya 3 tahun 1 bulan dengan berat 18 kg. Dengan kondisi fisik seperti itu, obat yang diberikan adalah:
 |
|---|
Hufadon Domperidone. Dosisnya ¾ sendok takar dan dikonsumsi selama 3 kali sehari. Obat untuk mengatasi anak muntaber ini diberikan sebelum makan.
 |
|---|
Kanina. Dosisnya 3ml dan dikonsumsi setiap setelah diare.
Selain kedua obat itu, oralit juga diberikan untuk memastikan anak tidak mengalami dehidrasi.
Apakah Cara Mengatasi Anak Muntaber ini Efektif?
Ulasan ini dibuat sehari setelah anak terserang muntaber dan mendapatkan obat dari dokter. Kami memutuskan untuk mengikuti saran dokter untuk mencegah hal yang tidak dinginkan. Tentu harapan kami kondisi anak dapat segera pulih secepatnya.
Obat yang diulas di atas tidak memberikan efek positif setelah 2 hari dikonsumsi. Rasa mual anak tetap muncul begitu juga diarenya. Tidak ada perubahan berarti.
 |
Kids Harga : Rp74.000 4 TERJUAL ★★★★★ |
Keputusan kemudian dilakukan untuk melakukan kunjungan ke dokter spesialis anak. Obat kembali diberikan sebanyak 3 jenis dengan jenis berbeda:
Renalyte electrolite (semacam oralit. untuk diminum)
Thiamycin forte – Thiamphenicol (sejenis antibiotik)
Racikan puyer. Kandungan racikan puyer ini:
- Ceptik 200 Mg FC Tab (0.5) Tab
- Strocain P 400 Mg Tab (0.33) Tab
- Valisanbe 2 Mg Tab (1.00 tab)
- Vomatis 10 Mg FDT (0.33) Tab
Setelah sekitar 3 hari mengkonsumsi obat dari dokter spesialis ini kondisi anak yang terkena muntaber cenderung membaik. Meskipun nafsu makan tidak segera membaik dan perut mual menjurus ke muntah masih terjadi. Intensitas muntah berangsur berkurang seiring jalannya waktu.
Kondisi anak yang membaik akan terlihat secara fisik dari keceriaannya beraktivitas. Cara mengatasi anak muntaber ini efektif dan menyisakan obat racikan puyer yang memang tidak perlu dihabiskan jika penyakit sudah hilang.
Semoga bermanfaat.
