Di luar tekanan AS, kebijakan internal Turki dengan menaikan suku bunga sepertinya gagal mendorong penguatan mata uang itu.
Kondisi ini menjadi berita buruk untuk pemegang hutang (Debitur), yang memiliki hutang dalam mata uang asing dalam jumlah besar namun aset dalam negeri (dalam Lira) nilainya semakin tergerus. Secara total, ada sekitar $220 milyar hutang luat negeri Perusahaan Turki dan institusi finansial lainnya.
Ini terkait dengan kredit. Karena Turki sudah menjadi peminjam besar dalam pasar global beberapa tahun silam ketika Bank Sentral dunia mendorong investor untuk meningkatkan pemasukan. David Rosenberg, Chief Economist and Strategist di GLuskin Sheff mengatakan jika lebih dari separuh pinjaman berbentuk mata uang asing, jadi ketika Lira jatuh nilainya, biaya hutang dan resiko meningkat tajam.
Karena krisis ini didominasi sektor privat bukan publik, IMF akan kesulitan mendapatkan dasar hukum melakukan bailout.
*bailout : bantuan keuangan untuk keluar dari masalah finansial.
Investor global kini akan memperhatikan negara yang memiliki tantangan ekonomi mirip Turki, akankah mereka ditelan oleh defisit anggaran, tekanan inflasi atau hutang dalam mata uang asing berjumlah fantastis (Brasil, Meksiko, Indonesia, dan Afrika Selatan menjadi perhatian investor dunia).