Gaya Kepemimpinan Partisipatif
Sebutan lain dari gaya yang satu ini adalah kepemimpinan demokratis. Gaya kepemimpinan ini dianggap sebagai pilihan terbaik untuk mayoritas perusahaan. Gaya ini merupakan lawan dari gaya kepemimpinan otokratik dimana menitikberatkan penerapan panduan manajemen kepada tim dan organisasi dengan tetap menerima ide, masukan dan saran dari semua karyawan. Pemimpin partisipatif cenderung memiliki dukungan penuh dari organisasi karena setiap individu terlibat dalam proses pengambilan keputusan.
Kepemimpinan Delegatif
Gaya kepemimpinan dalam organisasi yang satu ini dianggap sebagai pilihan terakhir. Sangat berlawanan dengan gaya kepemimpinan sebelumnya, pemimpin delegatif jarang membuat keputusan, membuang posisi itu kepada organisasi. Pemimpin macam ini jarang memberikan panduan kepada tim dan mendelegasikan pengambilan keputusan kepada anggota tim yang dipercayanya. Sekalipun ada beberapa manfaat dari gaya kepemimpinan ini, ada juga efek merugikannya. Uraian kerja karyawan dan batas kewenangan akan menjadi tidak jelas dan membingungkan. Hilangnya motivasi dan pandangan positif kerap menghampiri karyawan yang dipimpin dengan gaya delegatif.
Dampak Gaya Kepemimpinan dalam Organisasi terhadap Budaya Perusahaan
Juga dikenal dengan sebutan budaya organisasi yang berarti cara melakukan sesuatu. Gaya kepemimpinan memiliki dampak kuat pada budaya perusahaan karena karyawan cenderung berperilaku meniru perilaku pemimpinnya. Staf secara tidak sadar ingin membuat supervisor senang. Seiring berjalannya waktu, pemimpin dan karyawan akan merasakan kenyamanan bersama. Kondisi inilah yang menyebabkan friksi budaya saat pemimpin baru mengambil alih. Setiap jenis usaha, terlepas dari ukurannya, memiliki sebuah budaya. Budaya organisasi itu dapat membantu atau menyakiti kegiatan organisasi. Yang pasti budaya organisasi akan bergantung dari kekuatan dan efektivitas kepemimpinannya.