Menjadi pengisi suara mungkin tidak terbayang oleh kebanyakan orang. Profesi unik ini bisa sangat menjanjikan jika dilakukan dengan baik dan benar. Tahun 2013 saja sebagaimana dilansir detikhot, honor minimal pengisi suara bisa mencapai 800ribu per judul film, untuk trailer film bisa puluhan juta dan iklan jangka panjang sampai ratusan juta. Kini di tahun 2017 dengan perkembangan teknologi tentu peluang untuk berkarir menjadi pengisi suara semakin luas.
Seandainya Anda memiliki suara yang menarik dan khas, maka profesi pengisi suara dapat menjadi pilihan profesi yang bermanfaat untuk diri Anda. Tertarik untuk tahu cara menjadi pengisi suara?
Baca: Konsep Seminar yang Menarik
#1 Mengembangkan keahlian akting pribadi. Sekalipun Anda tidak muncul dihadapan layar, pengisi suara harus mampu menyampaikan pesan dengan emosi dan nada yang pas. Ingatlah bahwa menjadi seorang pengisi suara memiliki tingkat kesulitan tersendiri. Hal ini karena Anda tidak memiliki lawan bicara, tidak bisa memakai ekspresi wajah maupun gerakan untuk mengekspresikan kalimat tadi.
Untuk mengembangkan keahlian ini Anda bisa:
- Cari pelatih atau ikut kelas akting. Untuk yang masih sekolah bisa mencari organisasi atau bahkan ikut audisi drama.
- Berlatih suara juga tidak kalah pentingnya. Lakukanlah secara terjadwal. Latihan suara akan memudahkan Anda meningkatkan jangkauan vokal sekaligus mengendalikan suara.
- Latihan meniru suara aktor atau karakter terkenal. Aktivitas ini dapat memudahkan Anda meningkatkan fleksibillitas, mengidentifikasi nada suara, sampai bahan untuk rekaman demo pengisian suara Anda.
- Merekam suara sendiri. Anda bisa coba membawakan satu monolog, naskah atau bahkan buku cerita kemudian merekamnya. Dengarkan rekaman atas suara Anda sendiri. Catatlah hal-hal yang menurut Anda perlu diperbaiki.
- Latihan membaca dengan suara keras. Mampu membaca dengan lantang dan efektif penting sekali untuk berhasil menerapkan cara menjadi pengisi suara. Apalagi jika Anda ditugaskan membaca dari sebuah teleprompter. Latihan bisa dilakukan dengan membaca majalah, buku, ataupun koran.