#9 Peter Sondakh
Televisi sudah cukup akrab bagi sebagian besar warga Indonesia. Bagi para pemirsa tentu sudah mengenal stasiun TV RCTI sebagai stasiun TV swasta yang pertama kali muncul. Peter Sondakh merupakan aktor dibalik RCTI (Rajawali Citra Televisi Indonesia), perintis dibalik lahirnya stasiun televisi swasta. Meskipun hanya melanjutkan sebuah usaha keluarga, ia berhasil membuat perusahaan tumbuh besar dan mulai menularkan sukses merambah sektor bisnis lainnya seperti pertambangan dan properti.
Dari Usaha Keluarga ke Televisi Swasta
Lahir pada tahun 1953, Peter Sondakh merupakan anak pengusaha eksportir kayu dan minyak sawit. Tanpa diduga sang ayah meninggal saat Peter berusia 20 tahun dan ia melanjutkan bisnis sampai berhasil mengembangkan usaha kecilnya menjadi usaha skala besar. Di usia 22 tahun, ia memulai PT Rajawali Corporation yang bergerak di sektor properti. Bagaimanapun juga ia menyadari bahwa properti belumlah menjadi tren waktu itu sehingga ia bekerjasama dengan Bambang Trihatmodjo, anak mantan Presiden Soeharto untuk mendirikan RCTI pada tahun 1984. Stasiun TV itu kemudian menjadi terkenal berkat ragam hiburan yang diberikan mulai dari tayangan musik, film Hollywood dan kartun luar negeri.
Saat krisis moneter menerpa, Peter mempertahankan usaha utamanya dengan menjual beberapa saham perusahaan. RCTI tetap bertahan berkat antusiasme pemirsa Indonesia dan permintaan tinggi akan iklan saat waktu premium. Ia juga mengambil langkah berani dengan mengambil alih Bentoel Grup, sebuah perusahaan rokok yang hampir bankrut. Ia menerapkan keahlian bisnisnya untuk merubah Bentoel Grup menjadi perusahaan yang menguntungkan.
Perluasan Usaha
Peter Sondakh bukanlah tipe pengusaha yang akan duduk diam menyaksikan peluang usaha datang dihadapannya. Tahun 2005 ia menjual beberapa sahamnya di Exelcomindo untuk membeli saham PT Semen Gresik. Keputusan ini membantunya mempertahankan perusahaan setelah krisis sebelum pada akhirnya ia memutuskan kembali ke usaha utama keluarganya yaitu minyak sawit. Tahun 2006 ia membeli saham PT Jaya Mandiri Sukses Group dan kemudian memasuki bisnis minyak sawit di Papua setelah menjual saham PT Bentoel. Ia melakukan ini karena mlihat minyak sawit mulai meraih popularitas di dunia industri.
Selanjutnya ia mulai merambah dunia properti melalui kemitraan dalam membangun lini usaha hotel Novotel, Sheraton dan Hyatt di beberapa wilayah di Indonesia. Tahun 2009 ia juga mengambil alih sebuah hotel Australia, Surfer Paradise Resort.