Bersiap mulai perjalan di era kerajaan eropa dengan kisah yang mendebarkan saat gamer masuk ke dalam “A Plague Tale: Requiem,” sekuel populer yang dikembangkan oleh Asobo Studio. Seri pertamanya, “A Plague Tale: Innocence” tidak kalah populer membawa pemain dalam petualangan epik, membenamkan mereka dalam dunia yang dilanda wabah dan kekacauan. Dalam ulasan ini, kita akan menjelajahi evolusi seri ini, perubahan yang dibawa oleh Requiem, menawarkan narasi yang menakutkan ini.
Game Offline Seru ★★★★★ |
Melangkah Lebih Jauh dalam Epik
“A Plague Tale: Requiem.” bukan sekadar sekuel biasa; ini adalah epik Plague Tale menawarkan keindahan dan menonjolkan cerita drama. Asobo telah mengalirkan energi kreatif mereka ke dalam menciptakan pengalaman bermain yang intim, membawa pemain naik turun emosional di tengah latar belakang Prancis abad pertengahan yang dilanda wabah.
Kelanjutan dari Kisah
“Requiem” melanjutkan narasi sekitar enam bulan setelah peristiwa “Innocence.” Meskipun gamer pertama dapat langsung memainkan Requiem, memainkan seri pertamanya (Innocence) akan memberikan nuansa emosionil. Saudara-saudara Amicia dan Hugo de Rune, yang mencari kehidupan biasa di tengah kondisi Macula Hugo yang penuh tikus, segera menemukan diri mereka terperangkap dalam genggaman wabah Macula lagi. Permainan mengarah dalam pencarian menuju pulau misterius yang dipenuhi dengan sekutu, penjahat, dan misteri baru.
Awal yang Lambat
Meskipun perubahan latar belakang dan elemen baru dari pulau tersebut adalah prospek yang menggembirakan, “Requiem” memerlukan waktu yang cukup lama untuk mencapai fase penting ini. Sekitar setengah permainan dihabiskan untuk melarikan diri dari rumah baru dalam pencarian kapal untuk mencapai pulau. Momen awal ini menawarkan gameplay yang menarik yang mengingatkan pada “Innocence,” tetapi kadang-kadang mendekati repetisi, mengurangi rasa kebaruan yang seharusnya dibawa oleh sekuel. Masalah teknis yang ditemui, termasuk penurunan framerate dan bug, dapat pengaruhi pengalaman bermain beberapa gamer.
Menemukan Pulau
Namun, begitu pulau itu dicapai, permainan berubah secara dramatis. Kecepatan bergerak meningkat, memperkenalkan sejumlah karakter baru, misteri, sejarah, dan misteri sentral yang mendorong narasi maju. Pulau yang luas berfungsi sebagai dunia mini yang menarik, mengundang eksplorasi dan penemuan. Narasi ini mengajak gamer ke berbagai arah, baik itu menjelajahi reruntuhan bawah tanah atau menghadapi musuh-musuh yang misterius.
Teka Teki Menghibur dan Keindahan Visual
Segmentasi pulau ini bersinar dengan teka-teki yang cerdik yang memanfaatkan ketakutan tikus terhadap api untuk menghilangkan musuh dengan presisi yang mulus. Mekanik dinamis ini tetap memuaskan, menawarkan cara kreatif untuk mengatasi tantangan. Secara visual, “Requiem” memukau dengan estetika yang seperti lukisan, menenun warna-warna yang cerah dan nada gelap yang menekankan suasana abad pertengahan. Perhatian terhadap detail terlihat dalam momen-momen kekacauan maupun keindahan.
Permainan yang Lebih Berani dan Kisah yang Mendalam
Permainan ini melupakan momen perlahan dalam penyamaran dengan urutan yang intens yang mengingatkan pada Crash Bandicoot, di mana Amicia melarikan diri dari gerombolan tikus atau berlari menuju keamanan. Keberanian permainan tercermin melalui pilihan naratif yang berani yang mengarah pada hasil yang tidak terduga. Perluasan permainan tidak terbatas pada naratif; gameplay menjadi lebih dalam dengan alat-alat baru, seperti crossbow satu tembakan yang mematikan dan kemampuan manipulasi tikus Hugo.
Kisah yang Dipenuhi dengan Kelebihan
Meskipun fase pulau menyegarkan pengalaman, ada perasaan yang mengendap bahwa beberapa bagian tertentu seharusnya bisa dipangkas demi keseimbangan tempo. Bagian-bagian ini, meskipun menyenangkan karena kualitas permainan, kadang-kadang terasa seperti pelengkap yang tidak perlu yang mengganggu alur keseluruhan “Requiem.”
Ending Diluar Dugaan
Saat kredit kedua muncul, perasaan campuran muncul. “Requiem” mengesankan dengan ceritanya, mekaniknya, dan keberaniannya, tetapi kadang-kadang terasa berlarut-larut dan sadis dalam ujian yang tak kenal ampun terhadap saudara-saudara de Rune. Namun, keberhasilan permainan mengatasi kesalahan-kesalahannya, meninggalkan pemain dengan perasaan lega dan kegembiraan untuk masa depan seri ini.
“A Plague Tale: Requiem” bukan sekadar sekuel; ini adalah bukti dari evolusi sebuah seri dan sifat berani dari para penciptanya. Dengan cakupan epiknya, penyampaian cerita yang berani, dan gameplay yang disempurnakan, “Requiem” memberikan pengalaman yang menggugah dan meninggalkan dampak yang berkesan. Saat seri ini melangkah ke depan, kita hanya bisa mengantisipasi puncak-puncak yang dapat dicapainya. Untuk saat ini, “Requiem” mengambil langkah akhirnya dengan efek yang menggelegar, meninggalkan para pemain yang penuh semangat, sedih dan penasaran untuk lebih banyak lagi.