Meskipun demikian, pemerintah tampak semakin ketat mengelola iklan rokok yang boleh tayang di televisi maupun di tempat publik. Lebih lanjut lagi, larangan merokok di tempat publik lebih digencarkan lagi.
Dengan hal tersebut, Bahana memprediksi volume penjualan rokok periode tahun depan masih akan mengalami kontraksi 1 sampai 1,5 persen jika dibandingkan dengan penjualan tahun ini yang diprediksi akan turun sebesar 1,5 persen. Volume pembuatan rokok diprediksi akan mampu mencapai 318,8 miliar batang pada tahun 2018. Jumlah produksi itu naik dibandingkan estimasi sekitar 315,6 miliar batang.
Berdasarkan empat pemain besar di sektor industri tembakau tanah air, Bahana memberikan rekomendasi beli untuk saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM). Ini menunjukan saham tembakau menjanjikan. Hal ini dikarenakan, pada periode tahun 2018 diprediksi daya beli masyarakat Indonesia akan kembali pulih, terlebih masyarakat menengah ke bawah yang mayoritas adalah target pasar perseroan.
“Salah satu hal yang membantu pulihnya daya beli masyarakat Indonesia adalah pelaksanaan Pilkada dan kampanye dari pemilihan presiden yang diprediksi akan dimulai pada perode kedua tahun mendatang. Pilkada diprediksi akan menaikan konsumsi untuk mayoritas wilayah di luar kota,” jelas Michael.
Lebih rendahnya nilai kenaikan cukai rokok pada tahun mendatang akan lebih memberi keuntungan bagi GGRM. Dengan demikian, laba bersih diprediksi naik 6 persen menjadi Rp 7,25 triliun dari prediksi laba bersih sepanjang 2017 sebelumnya yang nilainya sekitar Rp 6,85 triliun.
Rekomendasi atas Saham Tembakau Menjanjikan
Bahana kembali memprediksi GGRM akan diperjualbelikan senilai 17,6 x PE pada tahun 2018, dibandingkan dengan pesaingnya, PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) yang diprediksi akan diperjualbelikan sebesar 34,9 x PE pada periode yang sama. Target harga GGRM prediksi Bahana adalah sebesar Rp 79.000 per lembar.
Lebih lanjut lagi Bahana memprediksi laba bersih HMSP hanya akan naik sekitar 1 persen atau menjadi Rp 12,87 triliun pada tahun 2018, dari laba bersih tahun ini yang diprediksi mencapai Rp 12,76 triliun. Bahana memberikan rekomendasi beli dengan target harga Rp 4.200 per lembarnya. Itulah ulasan saham tembakau menjanjikannya. Semoga menambah pemahaman ya.