Biro Statistik Nasional China pada hari Senin melaporkan bahwa Produk Domestik Bruto (GDP) China untuk kuartal kedua tumbuh sebesar 4.7% secara tahunan, yang ternyata lebih rendah dari ekspektasi sebelumnya sebesar 5.1% menurut jajak pendapat Reuters. Penurunan ini menimbulkan pertanyaan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tersebut.
1. Penjualan Ritel dan Pengeluaran Konsumen
Penjualan ritel bulan Juni juga meleset dari perkiraan, hanya naik 2% dibandingkan dengan perkiraan pertumbuhan sebesar 3.3%. Hal ini menunjukkan perlambatan dalam pengeluaran konsumen, terutama dalam pengeluaran yang tidak terlalu penting, yang mencerminkan kondisi pasar yang lebih hati-hati setelah lockdown Shanghai pada April 2022.
2. Investasi dan Produksi Industri
Meskipun pertumbuhan produksi industri China pada bulan Juni melampaui ekspektasi sebesar 5.3%, investasi dalam infrastruktur dan manufaktur melambat pada basis tahunan hingga Juni dibandingkan Mei. Investasi properti juga menunjukkan penurunan yang signifikan sebesar 10.1%. Ini menunjukkan adanya penurunan dalam kegiatan ekonomi yang biasanya memberikan dorongan signifikan bagi pertumbuhan GDP.
3. Tantangan Dalam Konsumsi dan Ekspor
Penjualan kosmetik mengalami penurunan drastis sebesar 14.6% tahun ke tahun pada bulan Juni, menunjukkan bahwa beberapa sektor konsumsi menghadapi tekanan signifikan. Meskipun ekspor China tumbuh lebih tinggi dari yang diharapkan, impor menurun 2.3% tahun ke tahun pada bulan Juni, yang mengindikasikan adanya ketidakpastian dalam perdagangan internasional dan dampaknya terhadap ekonomi domestik.
4. Kebijakan Moneter dan Kredit
Data kredit China yang dirilis menunjukkan penurunan tajam dalam pertumbuhan pasokan uang yang luas dan pemberian pinjaman baru dalam enam bulan pertama tahun ini dibandingkan periode yang sama tahun 2023. Hal ini mencerminkan permintaan kredit yang lemah, yang bisa membatasi investasi dan konsumsi lebih lanjut.
5. Proyeksi dan Tantangan ke Depan
Meskipun ada proyeksi bahwa pertumbuhan GDP China untuk tahun 2024 dapat mencapai 4.8%, ada tantangan yang harus diatasi seperti perlambatan ekonomi global dan ketegangan perdagangan yang bisa mempengaruhi pertumbuhan ekonomi China ke depannya. Perlu adanya upaya lebih lanjut untuk menguatkan pasar domestik dan merangsang konsumsi dalam rangka meningkatkan momentum pemulihan ekonomi secara keseluruhan.
Dengan demikian, meskipun terdapat beberapa indikator positif seperti pertumbuhan produksi industri yang kuat, China masih menghadapi tantangan dalam memenuhi ekspektasi pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Perkembangan kebijakan dan strategi ekonomi yang tepat akan menjadi kunci untuk memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan dan stabil dalam jangka panjang.