Hubungan industrial merupakan terminology yang menggambarkan bagaimana manajemen dan karyawan perusahaan berinteraksi satu sama lain. Secara khusus, ini merupakan hubungan yang muncul antara manajemen tingkat atas dari usaha kecil dan staf yang menjalankan tugas dari usaha kecil. Karena ada pembagian antara kedua aspek ini dalam bisnis, masalah juga muncul ketika menjaga hubungan antara manajemen dan staf.
Fokus Sempit
Dalam banyak bisnis, masalah yang muncul dari hubungan industrial adalah fokus yang sempit oleh staf dari organisasi.
Karyawan atau staf mungkin hanya melihat tugas yang harus dilakukan untuk menyelesaikan pekerjaan ketimbang melihat bagaimana peran karyawan dalam memberikan keuntungan organisasi secara keseluruhan. Banyak karyawan yang melihat manajer sebagai sosok yang memberikan perintah ketimbang fasilitator yang dapat membantu karyawan mencapai tujuan profesionalnya sekaligus membawa perusahaan ke titik pada tujuan bisnisnya.
Infelsibilitas Karyawan
Ketika karyawan infleksibel, ini dapat mematikan kreatifitas karyawan. Ketika karyawan merasa seperti kreatifitasnya ditekan atau pendapat mereka tidak penting, ini dapat menyebabkan “mati rasa” antara karyawan dan manajemen dalam sebuah bisnis. Ketika kreativitas ditekan, ini dapat menyebabkan minimnya inovasi perusahaan yang berujung pada posisi tidak kompetitif dalam pangsa pasar. Pemberi kerja yang memberikan ruang partisipasi pada karyawan dalam menjalankan perusahaan dengan menerima masukan dan saran dari karyawan atau bahkan memberdayakan karyawan untuk memiliki tanggung jawab lebih besar untuk jalannya bisnis, umumnya akan menikmati kesuksesan lebih tinggi dalam lingkungan internal dan pangsa pasar.
Pembagian
Masalah lain yang mencuat dalam hubungan industrial adalah mentalitas “kami melawan mereka”. Banyak karyawan yakin ada suatu “pembagian” yang ada antara mereka dan manajemen perusahaan. Pembagian antara kedua kelompok ini akan menyebabkan rangkaian masalah seperti negosiasi kontrak, pemogokan dan intervensi dari serikat pekerja. Ketika manajemen dan karyawan mampu terhubung dan berkomunikasi satu sama lain, umumnya akan meredakan masalah yang ada seperti tidak mampu menegosiasikan kontrak kerja atau harus melibatkan serikat pekerja untuk menegosiasikan syarat-syarat kontrak kerja antara karyawan dan manajemen.