Kesabaran, Kegigihan Menjadi Gerbang Lulusan SD Jadi Pengusaha Sukses
Setelah melalui rangkaian kegagalan dan pahitnya hidup, sinar harapan mulai dilihat Muhtadin pada tahun 2000-an. Bisnis pindangnya mulai stabil dengan produksi 1 ton per harinya dan member lapangan kerja untuk 12 orang. Kapasitas produksinya melonjat saat bulan Ramadan atau hari raya Idul Fitri maupun Idul adha. Produknya pun semakin beragam mulai dari tongkol, kembung, salem, tuna, laying sampai bandeng presto.
Harga jualnya berkisar Rp 22ribu sampai Rp 24ribu per kg-nya untuk memasukan keperluan pasar tradisional Depok antara lain Pasar Musi, Pasar Pucung, Pasar Agung dengan omset perhari mencapai 20 juta rupiah.
Melihat prospek bisnis bandeng presto dan pindangnya positif, Muhtadin kini berencana untuk melebarkan usaha untuk target konsumen menengah ke atas. Ia meyakini kapasitas produksinya bisa mencapai 2 ton per hari di masa mendatang terlebih dengan dibukanya dapur ikan di daerah Studio Alam, Sumajaya yang merupakan hasil investasi patungan.
Tahapan awal percobaan produksi adalah awal Januari 2017. Muhtadin telah berinvestasi lahan dan 3 lokasi berpendingin berkapasitas 1,4 ton termasuk peralatan lainnya. Muhtadin menyadari bahwa standardisasi wajib ditingkatkan untuk memenangkan persaingan bisnis. Itu sebabnya ia rajin mengikuti beragam pelatihan dan pembinaan dari instansi pemerintah terkait untuk memenuhi standar terbaik. Ia juga tidak mau mengabaikan label dan kemasan karena itu syarat dasar untuk masuk ke pasar modern.