Harga batu bara yang jadi acuan di Newcastle dengan kontrak pengiriman September pada periode perdagangan 21 Agustus 2019 turun 1,83% ke tingkat US$ 64,45/metrik ton. Karenanya harga batu bara Newcastle sudah terkena penyesuaian sebesar 32,26% terhitung sejak awal tahun 2019.
Namun demikian katalis positif untuk Adaro ialah performa mengesankan. Di tengah rendahnya harga komoditas batu bara, ADRO mampu mengamankan kenaikan laba bersih sampai 52% di semester I-2019 berdasarkan hitungan year on year (YoY).
Merujuk pada data laporan keuangan ADRO, laba bersih itu tercatat sebesar US$ 296,85 juta atau setara dengan Rp 4,15 triliun (prediksi kurs Rp 14.000/US$), atau meningkat dari laba bersih periode yang sama tahun lalu US$ 195,38 juta atau Rp 2,74 triliun.
Pencapaian kinerja profit tersebut terjadi sejalan dengan pendapatan perusahaan yang juga naik 10,24% ke level US$ 1,77 miliar atau sekitar Rp 24,85 triliun dari periode sebelumnya US$ 1,61 miliar.