Debt to equity ratio Spesifik
Aturan praktis yang baik adalah semakin tinggi Debt to equity ratio, semakin besar risiko yang diambil perusahaan. Hal ini dikarenakan debt to equity ratio yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan membiayai pertumbuhan dengan jumlah hutang yang besar. Jumlah hutang yang besar relatif dengan jumlah aset yang dimiliki perusahaan saat ini.
Baca: Apa Saja Contoh Tujuan Investasi?
Namun, ada peringatan yang melekat pada sinyal rasio tinggi: Risiko itu relatif, dan Anda harus mengingat industri perusahaan saat mengevaluasi profil risikonya. Debt to equity ratio sangat bervariasi antar industri, dengan industri padat modal – manufaktur, minyak dan gas, dan telekomunikasi, misalnya – umumnya memiliki rasio lebih dari dua.
Hal ini karena kegiatan pertumbuhan dalam industri tersebut membutuhkan belanja modal awal yang besar. Misalnya, perusahaan telekomunikasi harus memasang infrastruktur yang diperlukan, yang mencakup pemasangan kabel ribuan mil, untuk memperluas layanan mereka ke area tertentu dan mulai menghasilkan pendapatan.
Sebaliknya, bisnis yang beroperasi dalam industri jasa (perusahaan mana pun yang tidak menyediakan barang berwujud kepada pelanggan) biasanya memiliki Debt to equity ratio yang lebih rendah dari 0,5, karena mereka memerlukan investasi modal yang relatif kecil untuk menghasilkan pendapatan.
Baca: Mengenal Apa itu Investasi Syariah di Indonesia
Perusahaan di industri jasa tidak perlu memasang kabel atau melakukan investasi infrastruktur sebelum menghasilkan pendapatan. Biasanya, pengeluaran awal mereka hanyalah ruang kantor yang mereka sewa dan gaji karyawan mereka.
Pengecualian dalam industri jasa adalah sektor keuangan. Lembaga keuangan meminjam uang dalam jumlah besar untuk menghasilkan pendapatan dengan meminjamkan uang itu, dan akibatnya mereka biasanya memiliki Debt to equity ratio yang lebih tinggi. Karena hal ini biasa terjadi di sektor keuangan, rasio daya tawar keuangan yang tinggi tidak terlalu diperhatikan saat menentukan risiko.
Sementara Debt to equity ratio adalah alat penting dalam analisis risiko, ada perbedaan dalam cara penghitungannya karena berbagai cara untuk mendefinisikan aset dan liabilitas. Misalnya, saham preferen mungkin terdaftar sebagai aset oleh beberapa analis dan terdaftar sebagai utang oleh analis lainnya. Jika terdaftar sebagai hutang, Debt to equity ratio perusahaan akan lebih tinggi dan label perusahaan sebagai pembiayaan pertumbuhan mereka dengan lebih banyak risiko.
Baca: 4 Jenis Laporan Akuntansi Keuangan Perusahaan
Perbedaan metode perhitungan berarti investor harus melihat pada berbagai rasio untuk menghasilkan gambaran yang komprehensif tentang profil risiko perusahaan. Debt to equity ratio bukanlah satu-satunya angka yang harus dilihat ketika mempertimbangkan untuk melakukan investasi.
Debt to equity ratio tidak hanya berlaku untuk perusahaan publik. I Debt to equity ratio adalah cara yang penting bagi perusahaan swasta yang memanfaatkan utang untuk membiayai pertumbuhan (melalui pinjaman atau sarana kredit lainnya) untuk terus memantau aktivitas pertumbuhan mereka. Berbekal pengetahuan, mereka dapat menciptakan strategi pertumbuhan yang komprehensif.