Contoh Proyek transportasi gagal negara lain tentu dapat menjadi pelajaran penting agar proyek yang akan Anda laksanakan jangan sampai menemui kegagalan serupa.
Maklum saja jika menyoal transportasi maka proyeknya sudah pasti penting untuk pertumbuhan ekonomi dan pembangunan.
Merujuk pada sebuah jurnal The Failure Of Transport Megaprojects: Lessons From Developed And Developing Countries, proyek transportasi memiliki kerentanan akan kegagalan. Dan proyek transportasi akan dikategorikan gagal jika memenuhi beberapa kriteria seperti:
- Gagal dilaksanakan pembangunannya
- Infrastruktur kurang lengkap
- Pembangunannya terlambat dari jadwal
- Mengalami over budget sampai 52%
- Proyeknya selesai akan tetapi tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya
- Tidak memberikan manfaat yang diharapkan (dalam kurun waktu yang diperkirakan)
- Proyek transportasinya selesai namun ada masalah eksternal
Di sisi lain, penyebab kegagalan proyek transportasi dapat disebabkan oleh:
- Salah dalam spesifikasi
- Kurang baiknya manajemen perencanaan
- Proyek yang dijalankan merupakan proyek perintis
- Masalah manajerial (bukan orang yang tepat menduduki posisi proyek)
- Menganggap remeh potensi kegagalan proyek
- Perubahan yang tidak terkendali (peraturan dan sebagainya)
Contoh Kegagalan Proyek Transportasi di Negara Lain
Straddling Bus di China
Mulanya konsep bus ini sangat terkenal karena wujudnya yang unik. Jika diterjemahkan, straddling bus berarti bus ngangkang. Bus ini berukuran jumbo dan mampu membawa 1400 penumpang (kapasitas 40 bus pada umumnya). Bus ini akan berjalan di jalur khusus (rel) dengan rongga yang dapat dilalui mobil non-truk. Desain umum berupa Sumber daya bus adalah listrik dengan panjang 22 meter, lebar 7,8 meter dan tinggi 4,8 meter.
Namun faktanya bus hanya memiliki luas rongga 2,1 meter. Jarak ini tentu terlalu rendah untuk beberapa mobil dapat lewat seperti SUV dan van. Kendala lain adalah bobot yang menilai bus terlalu tinggi dan berat ditambah jarak pandang pendek dan sinyal yang kurang baik.
Pemerintah China sendiri melakukan investigasi pada perusahaan bus yang dituduh melakukan penggalangan dana mandiri secara online. Dana terkumpul adalah USD 19 juta.
Bus ini seharusnya diujicobakan di wilayah Beidahe. Pemerintah kota di Qinhuangdao sendiri sudah meneken kesepakatan dengan perusahaan bus sekaligus melakukan investasi USD 1,5 milyar. Proyek bus ini akhirnya dihentikan.
Proyek Bus Nelson Mandela di Afrika Selatan
Pembelian 60 bus pada tahun 2009 ini mulanya merupakan bagian dari program penyegaran kembali sistem transportasi publik di Kota Port Elizabeth, Afrika Selatan. Armada transportasi ini digunakan sebagai salah satu sistem transportasi dalam acara Piala Dunia di Afrika Selatan di tahun 2010. Namun, setelah pesta sepakbola dunia berakhir, bus-bus tersebut hanya diparkir dan tidak digunakan lagi. Salah satu sebab berhenti penggunaan bus ini karena kesalahan pada desain jalur bus, sehingga mengakibatkan jalur bus yang digunakan kurang praktis. Adanya kesalahan desain ini termasuk keberadaan zebra cross yang menghalangi arus lalu lintas dan akan membahayakan pengguna jalan.
Kesalahan juga diduga terjadi pada saat pembelian bus yang tidak sesuai spesifikasi. Ukuran bus lebih besar dibandingkan dengan lebar jalur yang tersedia.
Kesalahan desain bus juga terjadi. Pintu penurunan penumpang juga berada di jalur yang salah.
Media lokal bahkan memberitakan jika tahun 2008 hingga 2013, proyek pengadaan bus yang bernilai 130 juta dollar AS ini sudah berpindah tangan sebanyak lima kali. Pergantian itu jelas semakin memperpanjang masalah karena proses pengambilan kebijakan harus ditata ulang setiap kali proyek berpindah pengelolaan. Kini bus ini masih disimpan dan tidak lagi dioperasikan. Pada akhirnya, proyek pembelian bus tersebut dianggap sebagai salah satu proyek transportasi gagal oleh masyarakat setempat. (ilustrasi: kompas)