Tahun 2018 merupakan waktu China membuat kejutan di dunia (sekali lagi) sekaligus mengubah peta mata uang kripto dunia.
Pengamat sektor keuangan kripto meyakini jika pada tahun 2018 China akan menjadi negara utama yang pertama meluncurkan Bank Sentral Mata Uang Digital (CBDC). Lebih jauh lagi, dunia akan menyaksikan penerapan blockchain sebagai solusi dalam skala besar di sektor retail dan industri logistik oleh perusahaan-perusahaan China.
Kenapa bisa diprediksi seperti itu? Inilah analisanya
CBDC China
Meskipun mata uang kripto dilarang di China sejak September 2017, negara ini tetap memberikan perhatian serius pada bank sentral mata uang digital dan blockchain. Tidak berhenti di sana, China juga telah meluncurkan studi dan penelitian terkait teknologi blockchain ini.
Pada bulan Februari 2016 misalnya, Presiden Bank Sentral China (POBC), Mr Zhou Xiaochun mengakui dalam sebuah wawancara bahwa pemerintah China telah melakukan penyelidikan untuk penerapan CBDC secara jangka panjang. Pada bulan Desember tahun 2016, blockchain dinyatakan sebagai target ke-13 dalam Program Lima Tahun Informasi Nasional China. Pemerintah China mengakui kegunaan dari blockchain. Sejak saat itulah, pemerintah China meningkatkan blockchain sebagai strategi teknologi dan ilmu pengetahuan nasional.
Bulan Januari 2017, Bank Sentral China berhasil menguji coba media pertukaran uang digital.
Berdasarkan media massa yang diterbitkan Tsinghua Financial Review, mata uang digital itu digunakan sebagai pertukaran uang antar bank komersial, mencakup Industrial and Commercial Bank of China, WeBank, Bank of China, Bank of Huangzhou, dan Shanghai Pudong Development Bank.
Bulan Juli 2017, Institut Penelitian CBDC secara resmi memulai operasional secara terpisah sebagai unit bisnis dalam POBC.
Peran Strategis
Secara strategis, peluncuran CBDC China ini sejalan dengan Inisiatif Belt and Road, sebuah peningkatan terintegrasi dari Kerjasama Internasional China dengan China Japan South Korea Free Trade Area, Eurasian Economic Union dan kerjasama regional lainnya.
Hal ini memungkinkan China meningkatkan keuntungan geografisnya dan merupakan media penting dalam kerjasama internasionalnya.
Transaksi menggunakan mata uang digital lebih nyaman dan efisien, menghilangkan rekonsiliasi pihak ketiga dan mekanisme otomatisnya mengurangi biaya pengiriman dan tingkat kesalahan. Teknologi ini juga akan meningkatkan kemungkinan negara lain membayar dengan Mata Uang China (RMB) dalam setiap transaksi, yang mana akan meningkatkan likuiditas dan upaya internasionalisasi RMB.
Dari sudut pandang resiko manajemen, CBDC China mungkin akan lebih dulu diluncurkan melalui pilot project untuk pengelolaan resiko dan ekspektasi publik. Sebuah CBDC China mungkin sekali akan terbatas penggunaannya pada sektor perbankan sebagai transaksi intra bank. Dengan cara ini mata uang asing dan kendali modal masih dapat diterapkan tanpa perubahan radikal.
Hal ini juga akan menghindari kekhawatiran bahwa RMB kertas atau koin akan dihapus (seperti yang terjadi di India) dan mengarah pada kekacauan finansial. Masyarakat umum dan dunia komersil membutuhkan waktu lebih banyak untuk memahami teknologi blockchain dan mengembangkan aplikasi yang berkaitan dengan aktivitas masing-masing.
Kemajuan Bisnis
Beberapa penerapan tingkat tinggi dari teknologi blockchain juga diprediksi terjadi di China. Khususnya di sektor retail dan logistik.
Perusahaan startup seperti VeChain meluncurkan platform perdagangan blockchain yang dapat digunakan BUMN China melacak dan mengelola Red Wine (anggur merah) yang diimpor dari luar negeri. Konsumen dapat menggunakan smartphone mereka untuk men-scan IoT tag pada botol Wine untuk mendapatkan informasi yang dibagikan oleh produsen, perusahaan logistik, dan distributor. Semuanya mungkin berkat teknologi blockchain.
Beberapa brand mewah dunia, kendaraan dan produsen Wine akan memakai blockchain dan teknologi IoT yang dikembangkan China untuk melawan pemalsuan dan memberikan pengalaman baru pada konsumen.
Sudah diketahui juga jika sebuah perusahaan internet China mendirikan laboratorium Blockchain pad atahun 2016. Di tahun 2018, perusahaan itu berencana meuncurkan platform blockchain untuk mengintegrasikan unit bisnis B2B, B2C, sektor logistik dan sektor finansialnya. Hal tersebut dilakukan untuk berbagi data dengan supplier dan mitra bisnis mereka.
Baca: Cara Mendapatkan Rp 500ribu per Minggu Jualan Bitcoin
Makna Teknologi Blockchain di China?
Prediksi ini jelas bukanlah sembarang perkiraan karena datang dari berbagai analis mata uang kripto dan teknologinya. Dengan pertimbangan kapasitas China saat ini, jika negara itu mulai merangkul teknologi mata uang kripto jelas saja aka nada perubahan besar dalam teknologi ini. Sudah siap menyongsong perubahan signifikan dalam sektor mata uang kripto bersama teknologi blockchain?
