#3 Jangan coba menulis untuk pasar.
Hal ini sebenarnya berlaku juga untuk menulis novel. Kamu harus menulis cerita yang ingin kamu tulis, cerita yang ingin kamu baca. Ceritakan kisah yang hanya kamu bisa menceritakannya, kemudian lihatlah pasar untuk menjualnya. Ada banyak majalah cetak atau online sekarang ini yang bisa membantu meyakinkan apakah cerita kamu “menjual” atau tidak.
Baca: Penjelasan Lengkap Apa itu Artikel Pilar
#4 Penolakan itu sudah pasti.
Ribuan cerita akan dibaca editor setiap tahun. Kamu harus teguh pendirian dan memahami bahwa penolakan pasti terjadi. Beberapa orang bisa menjual apapun yang ditulisnya berdasarkan nama besar mereka, namun untuk kebanyakan penulis, 10% tingkat kesuksesan sudah bagus. Sebuah kisah umumnya akan mengalami beberapa penolakan sampai akhirnya mendapatkan rumah untuk terbit.
#5 Terima bayaran penulis amatir untuk bangun reputasi.
Mungkin kamu merasa hanya mau menerima bayaran penulis profesional. Jika kamu sadari, menerima bayaran penulis amatir bisa berguna untuk penulis baru membangun reputasinya. Bayaran murah untuk merintis posisi ke atas bersama penulis tenar lainnya merupakan peluang yang sayang jika dilewatkan.
Baca: Definisi Sudut Pandang
#6 Miliki tema.
Kamu tidak perlu menetapkan tema untuk semua cerita dan tidak perlu mempersempit tema, namun pastikan punya sebuah tema yang diingat.
Misalkan, menulis cerita fiksi, fantasi, kejahatan dan lainnya namun mayoritas tulisan adalah horror dan fantasi. Mungkin saja kamu akan disukai untuk dua genre dari sekian banyak genre cerita yang kamu tulis. Penerbit bisa saja memilih koleksi berdasarkan kemiripan suara dan gaya.
#7 Masalah utama kebanyakan cerita pendek mulai dari jauh kebelakang.
Seringkali cerita pendek oleh penulis pemula dapat diperbaiki dengan memotong halaman pertama atau bahkan satu setengah halaman. Pikirkanlah dimana sebaiknya cerita dimulai, tepat dibagian menegangkan, aksi atau konflik.
Kamu bisa tambahkan cerita kebelakan sambil cerita terus kedepan.
#8 Jangan lakukan modifikasi tanpa sebab.
Banyak cerita memiliki modifikasi di bagian endingnya. Cobalah ingat berapa banyak cerita atau novel yang kamu baca dan kamu berpikir “Wah kok bisa ya …” , “Gak ketebak nih”. Hal seperti itu perlu kamu berikan ke pembaca. Namun jika kamu hanya berpikir untuk memberi modifikasi di bagian akhir, keseluruhan cerita bisa terganggu. Berikan cerita bukan lelucon.
#9 Cerita terbaik itu saat hal lain juga terjadi.
Daripada terus maju dengan satu ide, karena kamu terbatas dengan jumlah kata, kembangkan keahlian untuk mewarnai kisah dengan hal lain, sama seperti dunia nyata.
Misalkan, kamu sedang melawan seekor naga, dan sebelumnya kamu baru saja bercerai. Atau kamu sedang melawan hantu yang selalu menggangu tidurmu, namun kamu juga akan menghadapi ujian akhir semester. Monster dan perceraian, gua ajaib dan teman sekolah yang nakal, danau putri duyung dan rumah penuh amarah.
Jangan batasi cerita dengan semua hal terpisah dan monoton karena hidup tidak seperti itu. Ceritamu mungkin saja pendek, namun cerita itu perlu dibuat rumit seperti hidup. Membuat keseimbangan akan keduanya merupakan keahlian sejati untuk menerapkan cara menjual cerita karangan pendek. Saat mempraktikan hal ini ingatlah tips nomor 2.