Ketika pemerintah mengeluarkan perintah kepada msyarakat luas tetap di rumah UKM akan menghadapi situasi sulit. UKM sangat penting bagi perekonomian negara, karena daya serap tenaga kerjanya.
Ditengah mewabahnya virus, banyak UKM yang membentuk perjuangan akibat menurunnya penjualan karena krisis ekonomi yang tak terduga ini.
Penting bagi UKM untuk dapat mengatasi pandemi. Semua pelaku bisnis sangat penting bagi perekonomian negara. Tetapi dalam krisis yang luar biasa, bagaimana menyikapinya? Berikut adalah tiga cara pengusaha UKM dapat berhasil lewati krisis pandemi virus?
1. Mengamankan Likuiditas
Salah satu tantangan utama bagi UKM adalah akses ke uang tunai. Menjalankan bisnis apa pun adalah upaya yang berisiko; namun, UKM lebih rentan. Diprediksi mungkin hanya sekitar setengah dari UKM yang bertahan lebih dari lima tahun.
Biaya rutin seperti sewa, gaji karyawan, dan ulitilas menyisakan sedikit uang tunai kepada pemilik, terutama di tahun-tahun awal. Ditambah lagi dengan kurangnya pemasukan dari layanan yang melambat dan manfaat baru yang dibutuhkan yang berasal dari pandemi.
Untuk mengatasi tantangan jangka pendek ini, pemilik usaha kecil harus mengadvokasi upaya untuk menyediakan likuiditas langsung dan menjaga agar bisnis tetap berjalan.
Program bantuan keuangan kepada UKM sepertinya paling realistis dalam situasi seperti ini. Program bantuan dapat memberikan arus kas tunai ke UKM yang paling rentan, membuat karyawan bertahan dalam daftar penggajian, dan menambah nafas UKM ketika pelanggan kembali. Batas pinjaman modal kepada UKM yang ditingkatkan juga merupakan stimulus positif untuk membantu UKM bertahan dalam situasi krisis dadakan akibat pandemi virus. Jenis kebijakan seperti ini dapat membawa kestabilan pada pasar dan kepada pemilik UKM bahkan keluarga pemilik UKM.
2. Pastikan akses ke modal
Biaya pokok penjualan dalam industri jasa yang utama adalah upah yang dibayarkan kepada staf. Beban hutang dari pinjaman sangatlah umum untuk UKM, dan dapat menciptakan tekanan tambahan pada pemilik UKM. Dengan semakin turunnya permintaan konsumen PHK merupakan masalah nyata.
Untuk membantu usaha kecil melakukan penggajian dan menutupi biaya – termasuk cuti yang tetap dibayar, ditambah pembayaran cicilan pinjaman. Dalam situasi seperti ini “penghapusan sementara” biaya pinjaman ditambah meningkatkan peluang “persetujuan” pinjaman sampai 90% akan memberi ruang bernafas ekstra pada UKM. Kebijakan seperti ini memungkinkan UKM tetap mempertahankan karyawan ditengah pandemi krisis.
3. Terlibat dengan pembuat kebijakan
Suara UKM sangat penting di saat krisis ini, dan UKM tidak dapat meninggalkan bisnis besar untuk berbicara untuk mendatangkan stimulus darurat atau kebijakan ekonomi apa pun yang berdampak pada ekonomi.
Ini dapat dilakukan secara individual dan dapat dilakukan dalam kemitraan dengan pengusaha lain; media juga merupakan saluran yang tak terbatas dalam menjangkau publik. Media sosial, surat, email, panggilan telepon adalah cara efektif untuk terlibat. Metode ini kurang penting daripada pesannya, dan pesannya adalah UKM adalah sumber kehidupan masyarakat dan ekonomi; UKM butuh pertolongan di tengah krisis ini.
UKM menyediakan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi bagi ekonomi lokal. Di sinilah sebagian besar orang mulai merasakan dampak pandemi – kedai kopi, restoran, pusat kebugaran, dan toko hewan peliharaan semua tutup; teman dan anggota keluarga kehilangan pekerjaan.
Dalam situasi pandemi kearifan ini sama berharganya bagi pemilik UKM seperti halnya bagi konsumen. Tanpa dukungan kebijakan UKM akan tutup dengan cepat. Mengakses modal yang Anda butuhkan dan memaksimalkan likuiditas sekarang adalah hal terpenting yang dapat dilakukan untuk bertahan hidup; menyampaikan pesan itu kepada pembuat kebijakan yang memegang kunci masa depan ekonomi adalah bagaimana pengusaha UKM dapat berhasil melewati krisis pandemi virus.