Menghitung Ayam
Peternakan AOD merupakan bagian dari ledakan daging putih yang menjadi pesaing ikan. Saweda Liverpool-Tasie, ekonom agrikultur dari Universitas Michigan State, memperhitungkan bahwa ada sekitar 1000 peternakan skala menengah dan besar di Nigeria, naik dari sekitar 400 tahun 1990an dan 2000an. Jumlah pakan yang digunakan naik dari 300ribu ton menjadi 1,8 juta ton antara 2003 dan 2015. Ada sedikit sebab untuk mengharap pertumbuhan melambat. Rata-rata orang Nigeria masih makan hanya dua ayam dalam setahun.
Dalam sebuah cara, tren ayam Afrika berbeda dari tren ikan Asia. Peternak ikan Asia sering juga menjadi petani beras dulunya.
Peternak Afrika cenderung lebih sejahtera dan lebih bergaya perkotaan. Peternakan AOD dimiliki oleh insinyur mesin. Mantan presiden Nigeria, Olusegun Obasanjo, memiliki bisnis ternak besar di barat daya. Investor asing memegang peran penting juga. Bulan September lalu, Olam, agribisnis multinasional yang terdaftar di Singapura membuka dua lumbung pakan di Nigeria. Satu diantaranya masih memproduksi pakan ikan.
Kondisi itu memberikan paralel lebih banyak ketimbang perbedaan. Sama halnya dengan ikan di Bangladesh, industri ayam Nigeria dikelompokan dalam area kota besar yang tumbuh pesat. Lagos diperkirakan memiliki 12 sampai 15 juta penduduk. Kelaparan penduduk Lagos dapat dirasakan di Ogere. AOD menjual banyak ayam kepada pembeli lokal. Ayam yang dimuat dalam truk dan dikirim keluar, 70% nya menuju Lagos.
Industri Peternakan
Di kedua Negara, industri peternakan menjadi semakin professional. Peternak ikan Bangladesh meningkatkan penggunaan obat-obatan dan pellet ikan yang lebih sedikit limbahnya ketimbang makanan yang masuk ke air. AOD masih kotor dalam proses pengerjaan namun dokter hewan dating seminggu sekali dan manajer peternakan, Kunle Adebayo belajar bisnis dan agrikultur di perguruan tinggi. Perusaahan besar dan lihat menjual ayam dan jasa kesehatan hewan ke peternak skala lebih kecil.
Dalam parallel finalnya, petani di kedua negara mengeluhkan pasokan yang berlebihan. Ayam Nigeria meyakini jika pasar lokal dibanjiri produk investor asing dan ayam impor. Asosiasi Petenerakan Nigeria menyakini jika 70% unggas yang dikonsumsi di Nigeria merupakan produk impor illegal.
Namun demikian, Liverpool Tasie mengakui hanya 15% merupakan ayam impor. Marjin keuntungan peternak ayam kemungkinan tetap minim seiring dengan naiknya harga pakan ikan dan kenaikan produksi dalam negeri.
Sulit untuk mengetahui dengan pasti, karena statistik resmi tidak tersedia. Peternak ayam dan ikan tidak tahu apa yang diproduksi pesaing mereka, jadi mereka kesulitan memprediksi harga produksi yang sesuai dengan kondisi pasar. Mohammad Mahfujul Haque, ahli kehidupan air pada Universitas Agrikultur Bangladesh, menyanggah data tahunan produksi ikan akan membantu. Bangladesh sudah melakukan hal serupa untuk panen komoditas. Ataupun mekanisme sertifikasi.
Sekarnag ini, ayam hanyalah ayam dan patin hanyalah patin. Itu mencegah petani untuk mengekspornya ke negara kaya, dimana konsumen memaksa untuk mengetahui darimana makanan mereka berasal dan bagaimana proses produksinya.