Artikel peternakan ini diulas untuk Anda yang membutuhkan referensi terkait hal itu. Untuk tema dipilih tema tentang pertumbuhan kota dan dampaknya pada peternakan. Itu sebabnya judul artikel ini adalah bagaimana pertumbuhan kota mengubah peternakan. Ulasan ini bukan sekedar artikel lhhooo … substansinya sangat mencerahkan dan menambah pengetahuan karena mengambil sudut pandang secara internasional. Nah jadi pastikan Anda menyimak sampai habis.
Judul Contoh Artikel Bagaimana Pertumbuhan Kota Mengubah Peternakan
Mari lihat Mathabari, sebuah desa di utara Bangladesh, tekstur daerahnya landai. Dua puluh tahun lalu, daerah ini merupakan wilayah bertanam padi, dengan lading berwarna hijau cerah. Sekarang ini kebanyakan lahan dipenuhi air. Ikan lele, gurami, patin dan nila berenang di tambak dipisahkan tanggul. Beberapa sisa tambalan tanah kering dipenuhi lubang, dimana ayam dibesarkan. Dia merupakan seorang peternak ikan yang berpikir kedepan, dengan kincir elektrik dibuat untuk menjaga oksigen di dalam air.
Shohel Matsay Khamar merupakan satu diantara yang pertama di Mathabari untuk mulai beternak ikan. Sejak tahun 2002 dia bertahap menyewa lahan dari petani beras, menghimpun sekitar 28 hektar. Dia bahkan membuat lumbung makanan untuk menggiling jagung, mengentalkan minyak dan bahan mentah lain menjadi pellet ikan. Kecoak memenuhi dinding, memakan debu nutrisi.
Tidak hanya usaha Khamar berkembang, dia juga menikmati panen lebih banyak di setiap tambak. Mayoritas yang diternakan adalah patin, ikan asli dari Asia Tenggara yang dapat bernafas. Di tahun awalnya Khamar menarik 20 ton ikan dari setiap meter persegi tambak. Sekarang dengan metode dan pakan lebih baik dia memanen 40 ton setiap tambak. Pencuri ikan pernah menjadi masalah, namun tidak lagi sekarang ini. Ikan menjadi sangat banyak dan murah sehingga pencuri tidak tertarik.
Tahun 2016 peternak ikan Bangladesh memproduksi 2,2 milyar ton ikan. Jumlah itu lebih banyak daripada jumlah ikan yang dapat ditangkap nelayan di laut lepas, dan lebih banyak ketimbang panen peternak ikan di Negara lain kecuali China, India, Indonesia dan Viet Nam. Peternak ikan lokal telah meningkatkan kapasitas usaha sejak 2008 dan sekarang 19 kali lebih besar dibandingkan jaman tahun 1984. Banyak hal telah membantu pertumbuhan industri ini, mulai dari institute penelitian kehidupan laut sampai perbaikan infrastruktur jalan. Namun penyebab utama meledaknya tren ikan adalah meledaknya ekonomi perkotaan.
Seekor Ikan Untuk Semua Musim
Peternakan dan kota-kota umumnya dianggap sebagai dua hal berbeda. Masing-masing memiliki dana dan pengaturnya. Kegiatan amal kerap terjadi namun kota-kota dapat mengubah peternakan. Konsumen urban mewakili pangsa pasar yang besar untuk makanan yang mungkin lebih besar ketimbang pangsa pasar ekspor. Penduduk urban ini juga memiliki selera khusus. Dengan uang lebih banyak ketimbang penduduk desa dan perjalanan lebih lama untuk bekerja, penduduk urban menyukai rasa, makanan cepat saji, dan makanan kaya protein. Memenuhi selera makan penduduk urban merupakan pekerjaan besar.
Ben Belton, ahli dalam bidang kehidupan laut Asia pada Universitas Michigan State memperkirakan bahwa 94% ikan ternak Bangladesh dimakan penduduk lokal. Banyak yang dikemas dalam keadaan menggeliat atau mati ke dalam plastik biru dan diantar ke kota. Penduduk urban Bangladesh diyakini mengkonsumsi sepertiga ikan lebih banyak ketimbang penduduk desanya. Dan ada lebih banyak kepala di kota. Dhaka, yang berjarak 95km di Selatan Mathabari, memiliki 20 juta penduduk. Ahli statistik PBB meyakini pertumbuhan penduduknya lebih dari setengah juta dalam setahun.