Sebuah cross-chain bridge adalah protokol yang memungkinkan berbagai blockchain “berbicara” satu sama lain. Jembatan menghubungkan blockchain yang berbeda, memungkinkan pengguna untuk mentransfer aset, token, informasi smart contract, dan bentuk data lainnya melintasi platform.
Interoperabilitas—kemampuan untuk berkomunikasi antara sistem yang berbeda—tidak dipertimbangkan pada awal pengembangan teknologi blockchain. Sebagai contoh, Bitcoin dan Ethereum eksis sebagai sistem independen, sehingga Anda tidak dapat menghabiskan BTC di Ethereum atau ETH di Bitcoin.
Hal ini berbeda dengan sistem keuangan konvensional yang mengoperasikan infrastruktur yang interoperabel. Anda dapat menggunakan kartu kredit Visa di sistem penjualan apa pun di seluruh dunia tanpa khawatir apakah sistem tersebut mendukung Visa atau tidak. Menghabiskan BTC di Ethereum memerlukan pertukaran, suatu proses yang panjang, mahal, dan berisiko.
Cross-chain bridges memecahkan masalah ini dengan membuat mungkin penggunaan aset pada blockchain yang berbeda tanpa keluar dari jaringan. Perlu dicatat bahwa BTC Anda tidak secara ajaib menjadi ETH di Ethereum. Sebaliknya, cross-chain bridge memungkinkan konversi aset menggunakan mekanisme lock-mint-burn, yang dijelaskan pada bagian selanjutnya.
Bagaimana Cross-Chain Bridges Bekerja?
Proses memindahkan BTC Anda ke Ethereum dimulai dengan mengirimkan sejumlah ke alamat yang ditentukan di blockchain sumber (Bitcoin). Informasi ini diteruskan ke jembatan, memicu pembuatan jumlah token yang sama di blockchain lain.
Penarikan token terkunci Anda mengikuti proses yang sama. Anda mengirimkan token ke alamat di blockchain non-asli, sementara deposit asli Anda di blockchain pertama dikirimkan ke alamat Anda.
Berikut adalah ilustrasi untuk membantu Anda memahaminya:
Misalkan Anda memiliki BTC tetapi memerlukan ETH untuk berpartisipasi dalam program staking DeFi. Jadi, Anda mengirim 20 bitcoin ke alamat jembatan di blockchain Bitcoin. Begitu ada bukti deposit Anda, seseorang yang disebut “wali”, membuat 20 bitcoin “wrapped” (wBTC) di blockchain Ethereum.
Token yang baru dicetak ini kompatibel dengan Ethereum, sehingga Anda dapat menggunakannya sesuka hati.
Jika Anda ingin menarik BTC yang terkunci, Anda perlu mengirimkan wBTC ke alamat di Ethereum untuk dibakar. Kemudian, wali membuka kunci bitcoin yang Anda kirimkan sebelumnya dan menyetorkannya ke alamat Anda di blockchain Bitcoin.
Beberapa Chain Bridges Koin Populer Termasuk:
- Binance Chain Bridge
- Terra Bridge
- Anyswap
- Arbitrum Bridge
- Polygon Bridge
- xDAI
- Immutable-X
Manfaat Cross-Chain Bridges
Cross-chain bridges populer karena membantu pengguna memindahkan aset antara blockchain yang terpisah dengan lancar. Seiring dengan berkembangnya DeFi, cross-chain bridges membuka ekosistem kepada lebih banyak individu. Seperti yang terlihat dalam contoh sebelumnya, pengguna dapat dengan cepat mengonversi aset untuk memanfaatkan mekanisme penghasilan berbeda seperti yield farming, staking, dan pinjaman.
Cross-chain bridges juga berguna tidak hanya untuk transfer aset, namun juga untuk hal lainnya. Dengan interoperabilitas yang lebih besar antara blockchain, pengguna dapat beralih antar platform untuk menikmati manfaat unik seperti transaksi yang lebih cepat atau biaya yang lebih rendah.
Sebagai contoh, Anda dapat beralih dari jaringan layer-1 (Ethereum) ke jaringan layer-2 (Polygon) untuk memanfaatkan throughput yang lebih tinggi dan biaya gas yang lebih murah. Ini tidak hanya meningkatkan pengalaman pengguna, tetapi juga memudahkan Anda untuk melakukan transaksi blockchain.
Cross-chain bridges memudahkan penggunaan aplikasi terdesentralisasi (dApp) di berbagai blockchain.
Terkadang, menggunakan suatu dApp, seperti Aave, di blockchain asalnya (Ethereum) bisa bermasalah, terutama jika jaringan sedang padat. Dalam hal ini, menggunakan dApp (Aave) di jaringan layer-2 yang lebih cepat seperti Polygon mungkin lebih baik. Dengan adanya jembatan, Anda dapat mengonversi ETH Anda menjadi token MATIC dan mulai menggunakan Aave di Polygon.